Pernah gak kamu mikir, kenapa warung sebelah bisa rame terus, tapi warung kamu sepi? Atau kenapa toko online tetangga laris manis, padahal jual produk yang sama dengan kamu?
Jawabannya ternyata gak melulu soal harga murah atau produk
bagus loh. Ada satu hal penting yang sering dilupakan para pemilik UMKM yaitu kekuatan
dari dalam bisnis sendiri. Itu sama kayak kamu perlu tahu kelebihan dan
kekuranganmu sebelum berkompetisi, bisnis juga gitu kok.
Nah, pada artikel ini kita bakal bahas cara-cara praktis
buat kamu yang punya UMKM supaya bisa mengenali dan memaksimalkan kekuatan
bisnis sendiri.
Gak pakai istilah ribet, Gak pakai teori yang bikin pusing.
Semuanya bakal kita jelasin dengan bahasa yang gampang dipahami dan langsung
bisa dipraktekkan. Jadi yuk, kita mulai!
Apa Itu Lingkungan Internal Bisnis?
bayangkan kamu punya warung makan. Sebelum promosi
besar-besaran atau perang harga sama kompetitor, kamu pasti cek dulu kan
pegawai kamu ada berapa, modal cukup atau gak, peralatan masak masih bagus gak,
dan resep masakan udah pas belum.
Nah, semua yang ada di dalam bisnis kamu itu namanya
lingkungan internal. Ini mencakup:
- Karyawan atau pegawai kamu
- Uang atau modal yang kamu punya
- Peralatan atau teknologi yang kamu pakai
- Cara kerja tim kamu
- Sistem yang kamu gunakan buat jalanin bisnis
Semua ini adalah hal-hal yang bisa kamu kontrol langsung,
ini berbeda dengan hal-hal di luar seperti kebijakan pemerintah atau cuaca yang
gak bisa kamu atur.
Lalu kenapa hal ini penting? Karena kalau kamu paham apa
kekuatan dan kelemahan bisnis kamu sendiri, kamu bisa bikin rencana yang lebih
masuk akal. Percuma dong punya target omzet gede kalau ternyata pegawai cuma 2
orang dan modal pas-pasan.
Delapan Hal Penting yang Harus Kamu Perhatikan dalam Bisnis
Sekarang mari kita bahas hal-hal penting yang perlu kamu
perhatikan sebagai pelaku UMKM. Beberapa diantaranya adalah
1. Tim atau Pegawai Kamu
Ini yang paling penting! Mau bisnis kamu sebagus apa pun,
kalau yang jalanin ajah gak becus atau males-malesan, ya percuma ajah.
Misalnya kamu punya warung kopi nih, nah baristamu tuh jago
bikin kopi dan ramah sama pelanggan, itu udah jadi nilai plus. Tapi tapi
bayaingin deh kalo dia ternyata jutek atau asal-asalan bikin kopi, ya pelanggan
bakal kapok datang lagi.
Banyak pemilik UMKM yang ngerasa investasi buat training
pegawai itu buang-buang duit. Padahal kenyataannya ini investasi penting banget
lho! Pegawai yang terampil dan semangat kerja itu aset berharga yang gak bisa
diukur dengan uang.
2. Budaya Kerja atau Kebiasaan di Bisnis Kamu
Setiap bisnis punya "kepribadian" sendiri. Ada
yang santai tapi tetep produktif, ada yang ketat tapi hasilnya bagus. Konsep ini
itu yang namanya budaya kerja.
Contoh sederhananya di toko kamu, ada kebiasaan senyum, sapa
dan salam setiap pelanggan masuk gak? Atau kebiasaan selalu cek kualitas produk
sebelum kirim ke pelanggan? Itu semua juga bagian dari budaya kerja.
Nah budaya kerja yang positif tuh bikin pelanggan betah dan
pegawai juga nyaman. Ini keunggulan yang susah ditiru kompetitor loh!
3. Cara Pembagian Tugas
Yang ketiga cara kamu membagi tugas, ini tentang siapa dan apa
dia di bisnis kamu? Ini penting supaya gak ada yang kerja dobel-dobel atau
malah gak ada yang ngerjain sesuatu karena mikir "itu kan tugasnya si
A".
Kalau bisnis kamu masih kecil dan cuma kamu sendiri, ya gak masalah. Tapi kalau udah mulai gede dan punya pegawai, kasih tahu yang jelas siapa yang tanggung jawab untuk apa.
Misalnya nih si A handle kasir, si B handle stok
barang, kamu sendiri bisa handle supplier dan marketing.
4. Kondisi Keuangan
Yang keempat masalah uang, Ini sebenarnya basic banget tapi
sering kali diabaikan. Berapa modal yang kamu punya? Uang kas sehari-hari cukup
gak? Punya hutang berapa?
Kondisi keuangan yang sehat bakal kasih kamu ruang buat
berkembang. Misalnya mau beli alat baru, buka cabang, atau stok barang lebih
banyak. Kalau keuangan pas-pasan, ya kudu lebih hati-hati ambil keputusan.
Banyak UMKM yang keburu nafsu ekspansi padahal uang yang
mereka punya sangat pas-pasan. Ya ujung-ujungnya malah gulung tikar karena gak
sanggup bayar ini itu.
5. Teknologi dan Alat Bantu
Kelima teknologi, ingat bahwa zaman sekarang, teknologi
bukan barang mewah lagi tapi kebutuhan. Tapi tenang gak perlu yang
canggih-canggih kok. Yang sederhana aja udah cukup membantu.
Contohnya:
- Pakai aplikasi kasir digital biar gak perlu pencatatan manual
- Pakai WhatsApp Business buat komunikasi sama pelanggan
- Pakai spreadsheet sederhana buat pantau stok barang
- Pakai online payment atau QRIS biar pelanggan gak ribet bayar pakai cash
UMKM yang pakai teknologi sederhana aja udah bisa jauh lebih
efisien dibanding yang masih full manual loh. Dan pelanggan juga lebih senang
karena transaksi lebih gampang.
6. Sistem Kerja dari Hulu ke Hilir
Kemudian keenam sistem kerja, ini tentang gimana alur kerja
bisnis kamu dari awal sampai akhir. Contoh kalau kamu jualan baju online:
- Beli bahan atau produk jadi dari supplier
- Cek kualitas barang
- Foto produk
- Upload ke marketplace/sosmed
- Terima orderan
- Packing
- Kirim ke ekspedisi
- Follow up pelanggan
Kalau misal satu aja dari tahapan ini berantakan, bisa bikin
kacau semua. Misalnya supplier telat kirim, otomatis kamu juga telat kirim ke
pelanggan. Pelanggan komplain, rating turun, dan reputasi kamu jadi buruk deh.
Makanya penting banget memperhatikan hal ini, jadi kamu
harus punya sistem yang lancar dari hulu sampai hilir.
7. Kemampuan Berinovasi
Jangan stuck di zona nyaman! Ini karena bisnis yang gak
pernah berinovasi lama-lama bakal ditinggalin pelanggan. Tenang inovasi itu gak
harus yang wah banget kok. Bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti :
- Tambah varian rasa baru
- Ganti packaging yang lebih menarik
- Kasih promo berbeda dari biasanya
- Coba platform jualan baru
- Tingkatkan pelayanan
Yang penting, jangan pernah berhenti belajar dan mencoba hal
baru yang kemungkinan bisa membuat bisnis mu berkembang tetapi tepat mempertimbangkan
setiap risiko yang akan muncul .
8. Kamu sebagai Pemilik Bisnis
Last but not least, kamu sendiri! Sebagai pemilik bisnis,
kamu adalah nahkoda kapal. Gimana cara kamu memimpin, mengambil keputusan, dan
memotivasi tim itu akan sangat menentukan arah bisnis.
Pemilik bisnis yang visioner dan memberi contoh baik bisa
bawa bisnis ke level yang lebih tinggi. Sebaliknya, kalau kamu sendiri males
atau asal-asalan, ya jangan harap bisnis bisa maju.
Analisis SWOT: Cara Gampang Cek Kekuatan Bisnis
Setelah kita membahas apa saja hal yang kamu perlu
perhatikan dalam bisnis kamu selanjutanya mari kita bahas cara cek kekuatan
bisnis kamu, potensinya di mana. Sebelumnya pernah denger istilah SWOT? Ini
singkatan dari:
- Strengths (Kekuatan), apa yang jadi keunggulan bisnis kamu
- Weaknesses (Kelemahan), apa yang masih kurang dari bisnis kamu
- Opportunities (Peluang), kesempatan apa yang bisa kamu manfaatkan
- Threats (Ancaman), apa yang bisa mengancam bisnis kamu
Dua yang pertama S dan W itu tentang internal bisnis kamu.
Dua yang terakhir O dan T tentang hal-hal di luar bisnis kamu.
Cara Praktis Bikin Analisis SWOT untuk UMKM
Lalu gimana sih cara menggunakan analisis SWOT untuk UMKM? Nih
kita kasih caranya petama ambil selembar kertas, bagi jadi 4 kotak. Terus isi
dengan jujur:
Kotak 1 - Kekuatan (S)
Apa sih yang bikin bisnis kamu
unggul? Contoh:
- Produk kamu punya rasa yang khas
- Lokasi strategis
- Harga bersaing
- Pegawai ramah dan loyal
- Udah punya pelanggan tetap
Kotak 2 - Kelemahan (W)
Apa yang masih kurang? Di sini
intinya jangan malu ngaku ya, ini buat evaluasi kok. Contoh:
- Modal terbatas
- Cuma bisa produksi dikit
- Belum punya sistem pembukuan yang rapi
- Belum banyak yang kenal brand kamu
- Gak ada pegawai, jadi semua kamu kerjain sendiri
Kotak 3 - Peluang (O)
Kesempatan apa yang bisa kamu
ambil? Contoh:
- Kompetitor di daerah kamu masih sedikit
- Lagi tren produk kayak yang kamu jual
- Ada program bantuan modal dari pemerintah
- Banyak yang mulai belanja online
Kotak 4 - Ancaman (T)
Apa yang bisa ganggu bisnis
kamu? Contoh:
- Kompetitor besar buka di deket tempat kamu
- Harga bahan baku naik terus
- Peraturan baru yang bikin ribet
- Daya beli masyarakat menurun
Terus Gimana Setelah Bikin SWOT?
Nah, setelah bikin SWOT, kamu jadi tahu posisi bisnis kamu
sekarang ada di mana. Langkah selanjutnya:
- Maksimalkan Kekuatan, Fokus ke apa yang udah jadi keunggulan kamu. Misalnya kalau produk kamu punya rasa khas, fokus promosikan itu. Bikin pelanggan tahu bahwa cuma di tempat kamu mereka bisa nemu rasa itu.
- Perbaiki Kelemahan, Prioritaskan perbaikan di area yang paling krusial dulu. Misalnya kalau masalah utama kamu adalah pembukuan berantakan, mulai rapiin itu. Gak perlu pakai software mahal, Excel sederhana juga udah cukup kok.
- Manfaatkan Peluang, Kalau ada peluang, jangan ragu ambil! Tapi pastikan sesuai dengan kemampuan bisnis kamu. Jangan sampe keburu nafsu ambil peluang yang ternyata di luar kapasitas.
- Antisipasi Ancaman, Bikin rencana cadangan buat hadapi ancaman. Misalnya kalau takut harga bahan baku naik, coba cari supplier alternatif atau kurangi ketergantungan ke satu supplier aja.
Pegawai adalah Aset Berharga (Meski Cuma Satu Dua Orang)
Banyak pemilik UMKM yang meremehkan pentingnya pegawai.
"Ah, cuma helper aja kok." Padahal, pegawai yang bagus bisa ngebawa
bisnis kamu naik level berikutnya loh! Maka ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan
untuk pegawaimu :
Perlakukan Pegawai dengan Baik
Meski bisnis kamu kecil dan gajinya pas-pasan, tetep
perlakukan pegawai dengan respect. Karena mereka yang bantu kamu jalanin bisnis
kamu sehari-hari.
Beberapa hal sederhana yang bisa kamu lakuin:
- Bayar
gaji tepat waktu (ini penting banget!)
- Kasih
bonus kalau lagi untung banyak
- Apresiasi
kalau mereka kerja bagus
- Dengerin
kalau mereka punya saran atau keluhan
- Sesekali
kasih makan atau jajan bareng
Pegawai yang merasa dihargai bakal kerja lebih semangat dan
loyal sama bisnis kamu.
Ajarin Pegawai Skill Baru
Sering muncul pemikiran oleh pemilik UMKM kususnya yang baru
mulai berkembang. "Wah, kalau gue ajarin nanti dia jadi pinter, terus
resign, gimana?" Pemikiran ini sering muncul pada benak pemilik UMKM
kususnya yang baru mulai berkembang.
Ini mindset yang salah. Justru kalau kamu gak ajarin
apa-apa, mereka gak berkembang dan bisnis kamu malah punya risiko mandek. Risiko
nya sih memang ada, dia bisa aja resign setelah pinter, tapi itu jauh lebih
baik daripada bisnis kamu mati atau stuck karena pegawai gak becus.
Tenang mentraining pegawai gak perlu yang mahal kok. Bisa
dengan:
- Ajarin ajah langsung waktu kerja
- Kasih video tutorial YouTube buat dipelajari
- Kirim ikut workshop atau pelatihan gratis dari pemerintah
- Sharing pengalaman dari kesalahan yang pernah terjadi
Pegawai yang terampil sama dengan bisnis jalan lebih lancar dan
kamu bisa fokus ke pengembangan bisnis.
Budaya Kerja yang Pas Bikin Bisnis Jalan Mulus
"Ah, budaya kerja itu kan buat perusahaan besar. Bisnis
gue kecil mah gak perlu." Ini adalah pemikiran yang salah besar.
Meski bisnis kamu kecil, tetep perlu punya budaya kerja yang
jelas. Budaya kerja itu simpelnya ya kebiasaan-kebiasaan baik yang diterapkan
di bisnis kamu.
Contoh Budaya Kerja yang Bagus untuk UMKM
- Budaya Pelayanan Ramah, biasain semua orang di bisnis kamu termasuk kamu sendiri untuk ramah ke pelanggan. Senyum, sapa, salam adalah hal simpel yang bikin pelanggan senang.
- Budaya Jujur dan Transparan, jujur soal kualitas produk, jujur soal harga, jujur soal ongkir. Pelanggan menghargai kejujuran kok. Dan ini juga berlaku internal, kamu jujur sama pegawai, pegawai jujur sama kamu.
- Budaya Belajar Terus, Biasain nanya ke pelanggan: "Gimana rasanya? Ada saran?" Atau diskusi sama pegawai "Menurut kamu gimana caranya biar lebih cepet?" Budaya terbuka terhadap feedback dan improvement ini penting banget.
- Budaya Tanggung Jawab, Kalau ada yang salah, akui dan perbaiki walau itu kamu sendiri. Jangan malah lempar-lemparan kesalahan. Ini bikin tim solid dan pelanggan percaya.
Budaya Kerja Harus Sejalan dengan Cara Bisnis Kamu
Ini penting banget, budaya kerja harus match sama cara kamu
berbisnis. Misalnya nih kamu bilang "customer is king" tapi karyawan
kamu malah jutek sama pelanggan. Iya gak nyambung kan?
Atau kamu mau bisnis kamu dikenal sebagai yang cepat, tapi
sistem kerja internal berantakan jadi sering telat. Nah, ini yang namanya gak
sejalan.
Makanya, pastikan semua orang di bisnis kamu paham dan
praktekin budaya kerja yang sama. Kamu sebagai owner harus jadi contoh duluan!
Cara Kerja Efisien: Dari Beli Bahan Sampai Jadi Duit
Sekarang kita bahas soal alur kerja atau bahasa kerenya itu disebut
value chain. Sederhananya, ini adalah rangkaian aktivitas dari awal sampai
akhir dalam bisnis kamu.
Contoh Alur Kerja Warung Makan
Mari kita pakai contoh warung makan biar gampang dipahami:
Tahap 1: Beli Bahan, Kamu beli sayur, daging, bumbu
dari pasar atau supplier. Ini tahap paling awal.
Tahap 2: Cek Kualitas, Begitu bahan sampai, kamu cek:
segar gak, lengkap gak, sesuai pesanan gak.
Tahap 3: Masak, Ini proses produksi kamu. Dari bahan
mentah jadi masakan siap saji.
Tahap 4: Penyajian, Tata makanan dengan menarik, kasih
ke pelanggan dengan ramah.
Tahap 5: Pelayanan, Selama pelanggan makan, kamu tetep
standby. Ada yang kurang? Langsung dilayani.
Tahap 6: Pembayaran, Pelanggan bayar, kamu kasih struk
atau nota sederhana.
Tahap 7: Follow Up, tanya ke pelanggan bisa
"Gimana rasanya? Cocok nggak?" Ini penting buat dapet feedback dari mereka
untuk evaluasi.
Cari Tahu Mana yang Boros, Mana yang Efisien
Setelah kamu tahu alur kerja lengkapnya, sekarang saatnya menganalisa:
- Tahap
mana yang paling ngabisin waktu?
- Tahap
mana yang paling mahal?
- Tahap
mana yang sering error atau salah?
- Tahap
mana yang menurut pelanggan paling penting?
Misalnya kamu nemu bahwa tahap beli bahan itu ngabisin waktu
2 jam sehari karena harus ke pasar. Solusinya gimana? Kamu bisa coba cari
supplier yang bisa antar ke tempat kamu.
Mungkin harganya sedikit lebih mahal, tapi kamu hemat 2 jam
yang bisa dipake buat hal lain yang lebih produktif.
Atau misalnya kamu nemu bahwa tahap masak sering telat
karena peralatan masak kurang. Mungkin saatnya investasi beli kompor atau panci
tambahan.
Perbaikan Kecil, Dampak Besar
Kamu gak perlu ubah semua sekaligus. Pilih satu atau dua
tahap yang paling krusial, perbaiki dulu. Lihat hasilnya. Kalau bagus, lanjut
ke tahap berikutnya.
Banyak UMKM yang berhasil naik level cuma gara-gara
memperbaiki satu proses aja. Misalnya yang tadinya packing asal-asalan jadi
packing rapi dan menarik, dengan ini saja pelanggan bisa jadi lebih seneng,
review bagus, orderan naik.
Teknologi Sederhana yang Bisa Bantu Bisnis Kamu
Dalam pengembangan bisnis ada juga pelaku UMKM yang berpikir seperti ini "Ah, bisnis gue kecil, gak perlu teknologi canggih."
Itu betul,
kamu memang gak perlu yang canggih. Tapi teknologi sederhana tetep perlu! Dan
kabar baiknya, banyak yang gratis atau murah kok.
Aplikasi dan Tools yang Bisa Kamu Pakai
Berikut adalah beberapa aplikasi dan tools yang bisa kamu pakai untuk membantu bisnis kamu cepat berkembang.
WhatsApp Business (Gratis), ini wajib banget! Fiturnya
lebih lengkap dari WA biasa:
- Bisa bikin katalog produk
- Auto reply kalau kamu lagi gak bisa balas
- Label pelanggan misalnya: pelanggan baru, pelanggan VIP, dll
- Statistik pesan
Aplikasi Kasir Digital, Banyak pilihan yang gratis
atau murah, misalnya Pawoon, Kasir Pintar, Moka. Keuntungannya:
- Gak perlu nyatet manual
- Otomatis bikin laporan penjualan
- Tahu produk mana yang paling laris
- Bisa pantau stok barang
Spreadsheet bisa Excel atau Google Sheets dan ini gratis,
bisa multi fungsi banget lagi:
- Catat pemasukan dan pengeluaran
- Pantau stok barang
- Bikin invoice sederhana
- Analisa penjualan
Platform Jualan Online, Manfaatin marketplace Tokopedia,
Shopee, dll atau sosmed seperti instagram dan Facebook. Jangan cuma satu
platform, coba beberapa sekaligus. Nanti kamu bisa lihat mana yang paling
cocok.
Payment Digital, Terima pembayaran via QRIS, GoPay,
OVO, dll. Sekarang banyak orang lebih suka bayar digital daripada cash. Plus,
kamu jadi punya jejak digital transaksi yang lebih rapi.
Jangan Takut Coba Teknologi Baru
Banyak pemilik UMKM yang takut atau males coba teknologi
baru. Padahal sebenernya gak sesulit yang dibayangkan kok.
Tips supaya gak overwhelmed:
- Mulai dari satu aplikasi dulu, jangan langsung banyak
- Cari tutorial di YouTube, banyak yang gratis dan lengkap
- Tanya ke temen atau keluarga yang udah pake
- Coba versi gratis dulu sebelum beli yang berbayar
- Pelan-pelan aja, gak perlu buru-buru jadi expert
Yang penting, jangan anti sama teknologi. UMKM yang mampu
menggunakan teknologi meski sederhana punya peluang lebih besar buat
berkembang.
Tips Praktis Buat UMKM: Action Items yang Bisa Langsung Dipraktekkan
Oke, setelah kita udah banyak bahas teori di atas. Sekarang,
saatnya apa yang bisa kamu lakukan mulai hari ini? Berikut adalah beberapa tips
parktis yang bisa kamu terpakan.
Minggu Pertama: Kenali Bisnis Kamu
- Hari 1-2: Bikin Daftar Kekuatan dan Kelemahan, ambil kertas, tulis dengan jujur apa kekuatan dan kelemahan bisnis kamu. Jangan kebanyakan mikir, tulis aja apa yang ada di kepala.
- Hari 3-4: Analisa Alur Kerja, tulis step by step gimana bisnis kamu jalan dari awal sampai akhir. Tandain mana yang lancar, mana yang sering bermasalah.
- Hari 5-7: Observasi dan Tanya Feedback, perhatiin gimana bisnis kamu jalan sehari-hari. Tanya ke pegawai: menurut mereka apa yang perlu diperbaiki? Tanya ke pelanggan: apa yang mereka suka dan nggak suka?
Bulan Pertama: Perbaikan Kecil yang Penting
- Rapi-rapiin Pencatatan Keuangan, Kalau selama ini kamu asal-asalan catat pemasukan pengeluaran, mulai sekarang rapiin. Minimal pakai Excel sederhana. Jadi biasain catat setiap hari.
- Coba Satu Teknologi Baru, Pilih satu saja untuk membiasakan dulu. Misalnya mulai pakai WhatsApp Business atau aplikasi kasir sederhana. Fokus sampai terbiasa dulu, baru coba yang lain.
- Perbaiki Satu Proses yang Paling Bermasalah, Dari analisa alur kerja tadi, pilih satu proses yang paling sering bikin masalah. Fokus perbaiki itu dulu sampai beres.
- Mulai Minta Feedback Pelanggan, untuk mendapatkan feedback penting biasain tanya ke pelanggan seperti "Gimana? Ada saran?" Catat semua masukan, nanti dipelajari mana yang bisa diterapkan.
Tiga Bulan Pertama: Evaluasi dan Lanjutkan
- Lihat Dampak Perbaikan, Setelah kamu perbaiki beberapa hal, lihat hasilnya. Apakah omzet naik? Pelanggan lebih puas? Kerja jadi lebih efisien? Catat semua perubahan.
- Lanjutkan Perbaikan Berikutnya, Kalau perbaikan pertama berhasil, lanjut ke area berikutnya yang perlu diperbaiki. Jangan buru-buru, pelan-pelan tapi konsisten.
- Evaluasi Keuangan, Cek kondisi keuangan seperti laba rugi gimana? Arus kas sehat gak? Kalau ada masalah, cari solusinya. Mungkin perlu kurangi pengeluaran atau cari cara nambah pemasukan.
Mulai dari yang Kecil, Konsisten adalah Kunci
Memahami kekuatan dan kelemahan bisnis sendiri itu bukan hal
yang ribet atau cuma buat perusahaan besar. UMKM kecil-kecilan pun perlu dan
bisa melakukannya kok.
Yang penting adalah mulai dari yang sederhana dan
konsisten melakukannya.
Kamu gak perlu langsung pakai tools canggih atau hire
konsultan mahal. Cukup dengan kertas, pulpen, kejujuran, dan kemauan untuk
evaluasi diri, kamu udah bisa mulai.
Ingat, bisnis yang sukses itu bukan yang langsung besar,
tapi yang terus berkembang. Perbaikan kecil yang dilakukan konsisten lama-lama
jadi perbaikan besar. Hari ini lebih baik dari kemarin, besok lebih baik dari
hari ini kalau konsisten gini, setahun lagi bisnis kamu pasti udah jauh lebih
bagus.




Posting Komentar