Customer Oriented Marketing : Konsep, Pilar, hingga Implementasi dan Studi Kasus

Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa beberapa brand bisa bikin kita balik lagi dan lagi, sementara yang lain? Cuma sekali beli, itu pun mungkin karena pas lagi promo. Nah, rahasianya ternyata sederhana tapi powerful intinya mereka paham betul apa yang kita mau.

Sekarang coba deh kamu bayangin kalo lagi cari sepatu online. Ada toko A dan B, yang A cuma kasih pajangan produk tanpa info lengkap, susah dihubungi, dan proses checkout-nya ribet.

Sedangkan toko B yang ngasih rekomendasi sesuai selera kita, customer service-nya ramah, bahkan mau ngingetin kita kalau ada diskon untuk produk favorit. Mana toko yang akan kamu pilih? Pertanyaan gampang, kan?

Inilah apa yang disebut dengan pemasaran berorientasi pelanggan atau customer-oriented. Saat ini customer-oriented marketing bukan lagi sekadar tren, tapi sudah jadi keharusan buat bisnis yang mau bertahan di zaman sekarang.

Maka dari itu pada artikel ini kita akan mengeksplorasi tentang apa itu pemasaran yang berorientasi pada pelanggan mulai dari definisi, elemennya, hingga implementasi dan tantangan serta solusinya. Yuk kita bahas satu persatu!

Pemasaran Berorientasi Pelanggan

Apa Itu Pemasaran Berorientasi Pelanggan?

Jadi pemasaran yang berorientasi pelanggan adalah filosofi bisnis yang menempatkan pelanggan sebagai pusat dari semua aktivitas perusahaan.

Yah sederhananya, bukan kita yang langsung menawarkan produk ke pelanggan, tapi kita yang dengerin dulu apa sih yang mereka butuhkan, baru kita bikin solusi atau produk yang pas buat mereka.

Philip Kotler dan Gary Armstrong pernah bilang kalau ini strategi yang fokus pada penciptaan dan penyampaian nilai kepada pelanggan terpilih untuk menghasilkan laba sambil membangun hubungan yang langgeng.

Sementara Michael Porter memberikan penekanan pada pentingnya memahami kebutuhan pelanggan dulu sebelum mengembangkan produk atau strategi marketing.

Nah karena saking personalnya strategi ini, Theodore Levitt bahkan menyebutnya sebagai filosofi bisnis yang nggak cuma memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan, tapi juga berusaha melampauinya.

Jadi, bisa dibilang bawah pemasaran yang berorientasi pelanggan bukan tentang jualan produk doang, tapi tentang memberikan pengalaman yang bikin pelanggan bilang "Wah, ini sih yang gue cari!"

Tiga Pilar Utama Customer-Oriented Marketing

1. Customer-Centric Marketing

Customer-centric marketing adalah pendekatan yang bener-bener naro pelanggan di tengah-tengah semua keputusan bisnis. Bukan cuma slogan doang, tapi implementasi nyata di setiap lini. Jadi kalo ada yang bilang pelanggan adalah raja, kalimat ini beneran diterapkan di sini.

Strategi ini fokus pada kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan. Tujuannya? Menciptakan nilai yang tinggi dengan memberikan pengalaman yang relevan dan memuaskan.

Dengan begitu, perusahaan bisa meningkatkan kepuasan pelanggan, membangun loyalitas yang kuat, dan tentunya meningkatkan pendapatan.

Yang bikin menarik, pendekatan ini juga jadi pembeda kuat dari kompetitor. Pada pasar modern yang makin kompetitif, pengalaman pelanggan yang superior bisa jadi senjata utama kita loh.

2. Customer Value

Customer value atau nilai pelanggan adalah persepsi pelanggan tentang manfaat produk atau layanan dibandingkan dengan biaya yang mereka keluarkan.

Ini konsep inti dari pemasaran berorientasi pelanggan karena nilai yang dirasakan bakal mempengaruhi keputusan pembelian dan loyalitas mereka.

Strategi meningkatkan customer value sebenarnya ada dua arah. Pertama, tingkatkan manfaatnya lewat inovasi produk dan perbaikan kualitas layanan. Kedua, kurangi biaya dengan efisiensi proses dan tawarkan harga yang kompetitif. Kombinasi keduanya? Mantap!

Jangan lupa juga pengembangan hubungan pelanggan lewat layanan yang responsif dan program loyalitas. Ini penting loh banget buat jangka panjang.

Lalu manfaatnya apa sih? Pertama, nilai pelanggan yang tinggi bakal meningkatkan probabilitas mereka memilih produk kita dibanding kompetitor.

Kemudian yang kedua, pelanggan yang merasakan nilai tinggi cenderung lebih setia dan sering melakukan pembelian ulang. Ketiga, mereka bakal jadi promotor gratis kita lewat mulut ke mulut yang positif.

Intinya, customer value tuh faktor kunci dalam menentukan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Dengan memahami dan meningkatkan nilai yang dirasakan pelanggan, perusahaan bisa mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.

3. Customer Relationship Management (CRM): Teknologi Pendukung Hubungan

CRM atau Customer Relationship Management adalah pendekatan strategis yang mengintegrasikan proses, teknologi, dan aktivitas yang berkaitan dengan pelanggan untuk meningkatkan hubungan jangka panjang.

Tujuan utamanya? Mengoptimalkan interaksi dengan pelanggan, meningkatkan kepuasan, loyalitas, dan nilai seumur hidup pelanggan.

Manfaat CRM tuh banyak banget loh. Pertama, meningkatkan kepuasan pelanggan lewat layanan yang lebih personal dan responsif. Kedua, memelihara hubungan jangka panjang yang meningkatkan loyalitas dan retensi.

Ketiga, automasi dan integrasi data dalam CRM meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi tugas manual. Keempat, dengan wawasan yang lebih baik tentang pelanggan, kita bisa menargetkan prospek yang lebih tepat dan meningkatkan peluang penjualan.

Dan yang Kelima, data analitik yang disediakan CRM dapat memberikan wawasan mendalam bagi kita untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

CRM adalah alat esensial bagi perusahaan modern untuk mengelola hubungan pelanggan dengan lebih efektif. Dengan mengintegrasikan teknologi, proses, dan manajemen hubungan, CRM yang baik akan membantu perusahaan mencapai keunggulan kompetitif.

Ciri-ciri perusahan customer oriented

Ciri-Ciri Perusahaan yang Customer-Oriented

Lalu bagimana sih cara kita agar tahu kalau suatu perusahaan bener-bener customer-oriented? Nah untuk ciri khasnya sendiri ada beberapa ini :

1. Customer Sentrik

Pertama, mereka menempatkan pelanggan sebagai pusat dari semua aktivitas bisnis. Bukan cuma di marketing, tapi juga di produksi, layanan, bahkan sampai ke pengembangan produk baru.

2. Riset Kebutuhan Mendalam

Kedua, mereka berusaha keras memahami kebutuhan, keinginan, dan perilaku pelanggan secara mendalam. Ini dilakukan lewat riset pasar, survei, analisis data, dan berbagai metode lainnya.

3. Fokus Pada Kebutuhan Pelanggan

Ketiga, fokus pada penciptaan nilai dengan menawarkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Yah intinya mereka bukan cuma jualan, tapi memberikan solusi.

4. Customer Relations

Keempat, membangun komunikasi yang efektif untuk menjalin hubungan yang kuat. Di era digital ini, komunikasi dua arah lewat media sosial dan platform online jadi makin penting.

5. Pelibatan Pelanggan

Kelima, melibatkan pelanggan dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan produk. Beberapa perusahaan bahkan sampai mengadakan co-creation session bareng pelanggan.

6. Evalusai

Keenam, melakukan penyesuaian berkelanjutan dengan perubahan kebutuhan dan perilaku pelanggan. Karena pelanggan itu dinamis, strategi marketing juga harus fleksibel.

Manfaat Menerapkan Strategi Customer-Oriented

Kenapa sih perusahaan harus repot-repot nerapin strategi ini? Jawaban singkatnya yah karena manfaat yang diterima bisa sangat luar biasa!

1. Kepuasan Pelanggan

Pertama dan paling obvious, meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang puas bakal lebih cenderung kembali membeli dan merekomendasikan perusahaan ke orang lain. Ini marketing gratis yang sangat efektif.

2. Loyalitas Pelanggan

Kedua, meningkatkan loyalitas pelanggan. Pelanggan yang loyal bakal terus membeli produk dan layanan meskipun ada pilihan lain yang tersedia. Mereka jadi nggak gampang tergoda deh sama produk kompetitor.

3. Profitabilitas

Ketiga, meningkatkan profitabilitas. Kepuasan dan loyalitas pelanggan yang tinggi bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan. Biaya untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada juga jadi lebih murah dibanding mencari pelanggan baru.

4. Citra Perusahaan

Keempat, meningkatkan citra perusahaan. Perusahaan yang punya reputasi baik dalam hal pelayanan pelanggan bakal lebih mudah menarik pelanggan baru. Intinya jaman sekarang brand image yang positif adalah aset sangat berharga.

Langkah Implementasi: Dari Teori ke Praktik

Oke, untuk teorinya sudah paham kan? Sekarang gimana cara implementasinya? Berikut langkah-langkah praktisnya.

1. Riset Pasar

Pertama, lakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan perilaku pelanggan. Jadi jangan asal tebak atau asumsi sendiri. Gunakan data dan fakta.

2. Segemen Pasar

Kedua, tentukan segmen pasar mana yang ingin dilayani. Nggak mungkin kan kita melayani semua orang? Bisa-bisa rungkad.  Jadi fokus pada segmen yang paling potensial dan sesuai dengan kemampuan bisnis kamu.

3. Persona

Ketiga, kembangkan persona pelanggan untuk lebih memahami target market. Persona ini gambaran detail tentang pelanggan ideal kita, lengkap dengan demografi, psikografi, pain points, dan motivasi mereka.

4. Strategi Pemsaran

Yang keempat, buat strategi pemasaran yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Pastikan semua elemen marketing mix baik itu product, price, place, promotion sejalan dengan strategi customer-oriented ini.

5. Komunikasi Efektif

Kelima, bangun komunikasi yang efektif dengan pelanggan melalui berbagai saluran seperti media sosial, email, telepon, dan platform lainnya. Komunikasi harus dua arah, bukan cuma broadcast satu arah.

6. Libatkan Pelanggan

Keenam, libatkan pelanggan dalam proses pengambilan keputusan, seperti pengembangan produk dan layanan baru. Feedback pelanggan adalah insight berharga yang nggak boleh diabaikan.

7. Excellent service

Ketujuh, berikan layanan pelanggan yang excellent untuk memuaskan pelanggan. Training tim customer service jadi penting banget di sini.

8. Evaluasi

Kedelapan, pantau dan evaluasi strategi pemasaran secara terus menerus untuk memastikan efektivitasnya. Gunakan berbagai metrik dan KPI yang relevan.

Studi Kasus: PT Astra International Tbk

Bicara tentang perusahaan Indonesia yang sukses nerapin strategi customer-oriented, PT Astra International Tbk adalah contoh yang sempurna.

Astra konsisten melakukan riset pasar secara mendalam lewat survei, wawancara, dan focus group discussion untuk memahami kebutuhan pelanggan.

Mereka juga membangun hubungan yang kuat lewat program loyalitas, layanan pelanggan yang prima, dan komunikasi yang efektif.

Teknologi digital dimanfaatkan maksimal untuk meningkatkan interaksi, mulai dari website, aplikasi mobile, sampai media sosial.

Yang menarik, Astra fokus pada penciptaan pengalaman pelanggan yang positif di setiap titik kontak. Mereka memastikan semua interaksi berjalan lancar, mudah, dan menyenangkan. Layanan purna jual yang berkualitas juga jadi prioritas.

Jadi astra nggak cuma menawarkan produk dan layanan, tapi memberikan nilai tambah lewat program edukasi, CSR, dan komunitas. Mereka mau pelanggan merasa mendapatkan lebih dari sekadar produk.

Inovasi juga jadi kunci. Astra terus mengembangkan produk dan layanan baru serta meningkatkan kualitas yang sudah ada. Mereka selalu mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

Hasilnya? Astra jadi salah satu perusahaan paling dihormati di Indonesia dengan basis pelanggan yang setia. Mereka juga meraih berbagai penghargaan dalam bidang pemasaran dan layanan pelanggan.

Faktor keberhasilannya adalah komitmen kuat dari manajemen dan karyawan terhadap kepuasan pelanggan, budaya perusahaan yang customer-centric, sistem dan proses yang mendukung strategi ini, serta penggunaan teknologi yang efektif.

Metrik Mengukur Keberhasilan Customer oriented marketing

Mengukur Keberhasilan: Metrik yang Perlu Diperhatikan

Nerapin strategi customer-oriented tanpa mengukur efektivitasnya sama aja boong, kan? Makanya, perlu ada metrik pengukuran yang jelas.

1. Mengukur

Pertama, ukur kepuasan pelanggan lewat survei, ulasan pelanggan, atau bisa juga dengan menggunakan skor NPS (Net Promoter Score). NPS ini mengukur seberapa besar kemungkinan pelanggan merekomendasikan produk atau layanan kamu ke orang lain.

2. Memantau

Kedua, pantau loyalitas pelanggan dengan tingkat pembelian ulang, churn rate atau tingkat pelanggan yang berhenti, dan customer lifetime value atau nilai total yang dihasilkan pelanggan selama hubungan mereka dengan perusahaan.

3. Advokasi

yang ketiga, perhatikan advokasi pelanggan lewat tingkat rekomendasi, jumlah ulasan positif, dan partisipasi pelanggan dalam program loyalitas. Pelanggan yang jadi advocate adalah aset paling berharga.

4. Profit

Keempat, tentu saja profitabilitas. Ukur laba bersih, margin laba, dan ROI dari strategi pemasaran. Pada akhirnya, bisnis tetap harus menghasilkan profit.

Sumber data bisa dari sistem CRM, survei pelanggan, analisis web, dan media sosial. Kombinasi data dari berbagai sumber bakal kasih gambaran yang lebih komprehensif.

Tantangan dan Solusinya

Menerapkan strategi customer-oriented memang nggak selalu mudah dan mulus. Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi.

1. Memahami kebutuhan 

Tantangan pertama adalah memahami kebutuhan pelanggan secara mendalam. Secara setiap individu unik mereka punya preferensi yang berbeda, jadi bisa menjadi lebih rumit.

Solusinya adalah kita bisa menggunakan berbagai teknik seperti survei, wawancara, analisis data, dan observasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.

2. Menyesuaikan Produk

Kemudian tantangan yang kedua adalah menyesuaikan produk atau layanan dengan preferensi pelanggan yang beragam. Walaupun kita sudah menggunakan berbagai alat riset perbedaan demografi, budaya, dan gaya hidup tetap ada dan bikin ini jadi sulit.

Solusinya adalah strategi personalisasi yang memungkinkan customisasi produk, pilihan paket, atau penggunaan algoritma untuk merekomendasikan produk yang relevan.

3. Pengolahan Data

Tantangan ketiga adalah mengelola data pelanggan dengan aman dan mematuhi regulasi privasi seperti GDPR. Pada proses praktiknya ini bisa menjadi rumit dan memakan biaya.

Solusinya adalah dengan menggunakan sistem manajemen data yang aman dengan enkripsi data, akses terbatas, dan pematuhan regulasi yang relevan.

4. Persaingan dengan Kompetitior

Tantangan keempat adalah bersaing dengan pesaing yang juga fokus pada pelanggan. Persaingan ini bisa menyulitkan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.

Dan solusi dari persaingan ini adalah kita harus fokus pada keunggulan kompetitif yang unik, misalnya inovasi produk, pengalaman pelanggan yang superior, atau strategi harga yang kompetitif.

5. Membangun Hubungan

Tantangan kelima adalah membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan untuk mempertahankan loyalitas. Proses ini membutuhkan investasi waktu dan sumber daya yang cukup signifikan.

Maka untuk solusinya adalah kita harus bisa mengembangkan strategi retensi pelanggan yang efektif seperti program loyalitas, komunikasi teratur, dan penghargaan pelanggan.

Tips Praktis untuk Memulai

Kalau kita mau mulai nerapin strategi customer-oriented di bisnis kita, berikut beberapa tips praktisnya.

1 Mulai ajah dulu

Pertama-tama untuk langkah awal mulai saja dari yang kecil. Nggak perlu langsung implementasi besar-besaran. Mulai dari satu atau dua inisiatif dulu, baru evaluasi, terus kalo works bisa expand.

2. Dengarkan apa mau meraka

Tips kedua dengarkan pelanggan dengan sungguh-sungguh. Baca setiap feedback, baik yang positif maupun negatif. Umpan bali ini adalah insight gratis yang sangat berharga.

3. Upgrade Tim

Yang ketiga latihlah tim kamu, terutama yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Customer service yang baik adalah investasi, bukan sebuah cost center.

4. Pemanfaatan Teknologi

Manfaatkan teknologi yang ada. Nggak perlu mahal kok, saat ini banyak tools affordable yang bisa bantu kamu mengelola hubungan pelanggan dengan lebih baik.

5. Konsisten

Yang kelima tentu saja kamu harus konsisten. Hal ini karena strategi customer-oriented bukan program sementara, tapi komitmen jangka panjang. Jadi jangan cuma hype di awal habis itu terus lupa.

6. Evaluasi

Dan tips yang terakhir adalah terus ukur dan evaluasi strategi yang kamu terapkan. Apa yang diukur bisa diperbaiki dan gunakan data untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Pelanggan adalah Investasi Terbaik

Di era digital yang serba kompetitif ini, pemasaran berorientasi pelanggan bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Perusahaan yang menempatkan pelanggan di pusat strategi bisnis mereka adalah perusahaan yang bakal bertahan dan berkembang.

Ingat, mencari pelanggan baru itu lebih mahal dibanding mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Dengan fokus pada kepuasan dan loyalitas pelanggan, kita jadi nggak cuma meningkatkan profitabilitas, tapi juga membangun brand yang kuat dan berkelanjutan.

Mulai dari memahami kebutuhan pelanggan, menciptakan nilai, membangun hubungan yang kuat, sampai memanfaatkan teknologi CRM, semua langkah ini adalah investasi untuk masa depan bisnis yang lebih cerah.

Jadi, sudah siap untuk menempatkan pelanggan di pusat strategi bisnis kamu? Karena di akhir hari, bisnis yang sukses adalah bisnis yang bisa bikin pelanggan mereka bahagia dan terus balik lagi. Happy customers = happy business!

 

Posting Komentar