Ada sebuah kisah menarik seorang pemilik UMKM anggap saja Pak Joko, beliau merupakan pemilik warung makan di Yogyakarta, ada satu masa dimana beliau sempat bingung kenapa dagangannya sepi padahal rasa sudah enak dan harga juga bersaing.
Setelah itu beliau mengajak ngobrol santai dengan beberapa
pelanggan setia warungnya, dan saat itulah dia baru menyadari bahwa yang dicari
pelanggan itu bukan cuma rasa enak, tapi juga suasana nyaman untuk nongkrong
bareng teman.
Berawal dari itu dengan modal pas-pasan, Pak Joko berinisiatif
menambahkan beberapa kursi plastik, memasang lampu hias sederhana, dan
menyediakan WiFi gratis. Hasilnya? Omzet naik 40% dalam 2 bulan!
Dari cerita Pak Joko tersebut membuktikan satu hal: memahami
keinginan pelanggan adalah kunci sukses UMKM. Tapi bagaimana caranya tanpa
harus mengeluarkan biaya riset yang mahal?
Nah pada artikel ini kita akan membahasnya bagaimana cara
agar kita sebagai pelaku UMKM dapat memahami keinginan pelanggan tanpa harus
mengeluarkan biaya yang besar. Penasaran? Yuk langsung saja kita bahas.
Mengapa UMKM Harus Paham Keinginan Pelanggan?
Pertama sebagai pelaku UMKM, kita harus paham akan
keterbatasan kita. Berbeda dengan perusahaan besar yang punya budget marketing
jutaan rupiah, UMKM harus lebih cerdas dalam memahami pelanggan. Setiap rupiah
yang dikeluarkan harus tepat sasaran.
Yang mengejutkan adalah berdasarkan data 70% UMKM di
Indonesia tutup dalam 2 tahun pertama bukan. Salah satu penyebab utamanya?
Tidak memahami apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan.
Maka dari itu sangat penting bagai UMKM untuk memahami apa
keinginan konsumen, hal ini karena ketika UMKM mampu memahami keinginan
pelanggan dengan baik, mereka bisa:
- Menghemat
biaya promosi karena tepat sasaran
- Meningkatkan
loyalitas pelanggan tanpa diskon besar-besaran
- Mengembangkan
produk yang benar-benar dibutuhkan pasar
- Bersaing
dengan kompetitor besar meski modal terbatas
Lalu Bagaimana Cara memahami keinginan pelanggan?
Untuk memahami keinginan pelanggan, kami telah merangkum
beberapa cara yang dapat dilakukan agar kita bisa memahami keinginan pelanggan
dengan tepat. Tenang saja cara-cara berikut telah disesuaikan dengan
keterbatasan UMKM jadi semua pemilik UMKM dapat mempraktikkannya.
1. Teknik "Ngobrol Sambil Lalu" - Riset Tanpa
Terasa Riset
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak
ngobrol pelanggan, cara ini mudah dan sederhana. Lalu kapan melakukannya? Idealnya saat pelanggan
sedang santai menunggu pesanan atau setelah transaksi selesai.
Lalu bagaimana caranya? Pertama kamu bisa mulai dengan
sapaan santai, bisa mulai dengan pertanyaan ringan seperti “bagaimana kabarnya
hari ini?” atau “hari ini mau cari apa?” dengan begitu obrolan akan lebih
santai, baru dilanjutkan dengan pertanyaan spesifik.
Dengan memulai dengan sapaan santai dan dengan nada hangat
ini akan memberikan kesan yang baik pada pelanggan dan nantinya akan menurunkan
sensitivitas mereka pada promosi produk baru. Namun perlu di ingat ketika dalam
prosesnya pelanggan seperti enggan menjawab pertanyaan spesifik segera hentikan
obrolan, ingat kenyamanan pelanggan nomor satu.
Contoh praktisnya Bu
Sari yang jual jilbab online sering chat dengan pembeli setelah barang
diterima. Dari obrolan santai itu, dia tahu kalau pelanggannya membutuhkan
jilbab yang praktis dicuci dan cepat kering untuk ibu-ibu working mom.
Tips agar cara ini berhasil adalah buat obrolan senatural
mungkin, bisa diselingi dengan candaan dan sapaan hangat jangan terkesan
seperti interogasi. Tunjukan bahwa kamu tertarik dengan cerita mereka dan yang
paling penting adalah catat setiap poin penting setelah obrolan.
Oh ya ada juga beberapa hal yang perlu kamu hindari seperti
langsung promosi produk baru setelah bertanya, bertanya terlalu personal, atau
bertanya di waktu yang tidak tepat contohnya saat sedang saat pelanggan
terlihat sibuk atau terburu-buru.
2. "Stalking" Media Sosial Pelanggan (Secara
Legal dan Etis)
Cara yang kedua adalah stalking, iya kamu tidak salah baca
cara mudah yang kedua adalah dengan menstalking akun media sosial mereka.
Walaupun terdengar nyeleneh sebenarnya cara ini cukup efektif loh untuk mencari
tahu keinginan atau kebutuhan pelanggan.
Kamu dapat menggunakan berbagai macam platform media sosial
yang ada sesuai dengan basis pelanggan kamu mereka lebih suka menggunakan media
sosial apa. Dengan melakukan stalking kamu dapat tahu keluhan sehari hari
mereka yang dapat kamu pecahkan, bagaimana tren lifestyle yang sedang di ikuti
hingga bagaimana interaksi mereka dengan kompetitor.
Lalu bagaimana langkah praktisnya? Mula-mula pada minggu 1 identifikasi
20-30 pelanggan aktif di media sosial, minggu 2 amati pola posting mereka tanpa
like/comment dulu, minggu 3 mulai berinteraksi natural dengan like dan comment
relevan, pada minggu 4 analisis temuan dan buat strategi
Contoh penerapanya : Dimas, pemilik kedai kopi di
Bandung, memperhatikan followers-nya sering posting soal begadang dan deadline
kerja. Berawal dari itu dia membuat paket khusus "Begadang Sehat"
dengan kopi low-acid plus camilan sehat, dijual mulai jam 8 malam. Hasilnya revenue
malam hari naik 60%.
3. Observasi Langsung di "Markas" Pelanggan
Selanjutnya cara yang ketiga yakni kita sendiri yang
bergerak langsung melakukan observasi di lapangan pada “markas-markas”
pelanggan. Beberapa lokasi yang strategis untuk melakukan observasi adalah
pasar tradisional, pusat perbelanjaan atau mall, kamus dan kantor.
Nah, dalam melakukan observasi ada beberapa hal yang penting
untuk diamati adalah jam berapa mereka belanja, produk apa yang dilihat tetapi
tidak dibeli, dengan siapa mereka berbelanja, dan berapa lama waktu yang
dihabiskan untuk memutuskan.
Untuk mendukung observasi kamu ada beberapa teknik yang bisa
kamu terapkan seperti datang ke lokasi sebagai pembeli bisa, bawa notebook
kecil untuk mencatat temuan, jangan terlalu obvious dalam mengamati dan yang
terpenting fokuslah pada pola buka individu spesifik.
Contoh implementasinya Rina yang jual tas handmade sering
"nongkrong" di cafe-cafe yang jadi target pasarnya. Dia perhatikan
kalau anak-anak muda sering kesulitan bawa laptop, charger, dan buku sekaligus.
Akhirnya dia buat tas dengan kompartemen khusus untuk laptop dan organizer
untuk kabel-kabel kecil.
4. Manfaatkan Pelanggan Setia sebagai "Mata dan
Telinga"
Cara mudah yang selanjutnya adalah dengan menggunakan
pelanggan setia sebagai informan, loh bagaimana maksudnya? ya sederhananya kamu
menggunakan orang lain untuk membantu kamu lebih memahami pelanggan ini bagus
untuk mengurangi bias yang biasanya bisnis owner miliki.
Lalu siapa yang bisa dijadikan sebagai informan? Idealnya
adalah pelanggan yang sudah sering membeli produk kamu, aktif memberikan review
maupun feedback dan yang sering mengajak atau merefer teman-teman mereka.
Untuk mendapatkan informan akurat kamu perlu membangun
hubungan dengannya seperti kasih diskon khusus atau fee produk sesekali, minta
pendapat sebelum launch produk baru, dan jadikan mereka sebagai “tester”
pertama untuk inovasi dengan melakukan itu kamu dapat memperoleh informasi yang
valid dari mereka.
Lalu informasi apa sih yang kita bisa kita gali? Contohnya
seperti apa yang dibicarakan teman-temannya tentang produk sejenis, tren apa
yang sedang happening di antara teman-teman mereka dan masalah apa yang belum
terpecahkan oleh produk yang telah eksis.
Untuk mempermudah kamu dan memberikan gambaran lebih jelas
berikut adalah beberapa contoh framework pertanyaan untuk informan:
Tentang produk:
- "Kalau
cerita ke teman tentang produk kita, biasanya bilang apa?"
- "Ada
yang kurang dari produk kita menurut teman-teman?"
Tentang kompetitor:
- "Selain
di kita, biasanya beli dimana lagi?"
- "Apa
plus minus tempat lain dibanding kita?"
Tentang kebutuhan masa depan:
- "Kalau
bisa, kira-kira pengen ada produk apa lagi dari kita?"
- "Masalah
apa yang belum ketemu solusinya?"
5. Analisis "Jejak Digital" Pelanggan Tanpa
Tools Mahal
Cara yang kelima adalah dengan memanfaatkan jejak digital,
berbeda dengan cara-cara sebelumnya cara ini memerlukan sedikit pemahaman akan
teknologi yang sedikit lebih tinggi. Tapi tenang cara ini masih terbilang mudah
kok, ini karena platform yang digunakan sebenarnya cukup umum.
Untuk memperoleh jejak digital tentu kita perlu data kan?
Nah maka dari itu, berikut adalah beberapa sumber data gratis yang bisa
dimanfaatkan dan mudah di akses:
Google My Business untuk memperoleh data : Review dan
rating, pertanyaan yang sering diajukan, foto yang di upload pelanggan hingga
waktu kunjunagn peak hours.
WhatsApp Business dari whatsapp kita bisa memperoleh data :
jam berapa pelanggan paling cepat aktif, pertanyaan yang paling sering ditanya,
dan katap-kata yang sering digunakan oleh pelanggan.
Marketplace insights, kita bisa memperoleh data : produk
mana yang paling banyak dilihat dan dibeli, review buyer di produk kompetitor,
dan kata kunci yang paling sering digunakan untuk mencari produk.
Nah setelah kita memperoleh data maka langkah selanjutnya
tentu menganalisis datanya, tenang saja kita tidak perlu melakukan analisis
data yang begitu rumit kok cukup dengan adalah Cara analisis sederhana:
Buat tabel sederhana dengan kolom:
- Tanggal
- Sumber
data (GMB/WA/Marketplace)
- Insight
yang didapat
- Action
yang bisa diambil
Review bulanan:
- Cari
pola yang berulang
- Identifikasi
perubahan tren
- Buat
prioritas action plan
Contoh temuan dan tindak lanjut: Sinta yang jual tas
homemade , pada review Google, banyak yang bilang "cocok untuk mahasiswa".
Padahal dia ga pernah positioning produknya untuk mahasiswa. Akhirnya dia ubah
tagline jadi "tas homemade mahasiswa trandy" dan omzet naik 35%.
Cara Mengolah Temuan Jadi Strategi Bisnis
Setelah kita berhasil mengumpulkan semua informasi dengan
menggunakan 5 cara di atas, maka selanjutnya saatnya mengolah data jadi
actionable insights.
Tenang saja kita bisa menggunakan template analisis
sederhana seperti berikut :
a. Yang pelanggan suka:
- List
5 hal yang paling sering dipuji
- Kenapa
mereka suka hal tersebut?
- Bagaimana
memaksimalkan aspek ini?
b. Yang pelanggan keluhkan:
- List
3 keluhan paling sering
- Mana
yang bisa diperbaiki dengan cepat?
- Mana
yang butuh investasi lebih besar?
c. Kebutuhan yang belum terpenuhi:
- Masalah
apa yang sering diungkapkan tapi belum ada solusinya?
- Apakah
masuk dalam kapabilitas bisnis kita?
- Berapa
besar potensi pasarnya?
d. Tren yang sedang naik:
- Pola
perilaku baru apa yang muncul?
- Bagaimana
mengadaptasi bisnis kita?
- Pesaing
mana yang sudah bergerak duluan?
Kesalahan Umum UMKM dalam Memahami Pelanggan
Ada beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan oleh UMKM
dalam proses memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan. Beberapa kesalahan
tersebut antara lain :
1. Menganggap semua pelanggan sama padahal yang benar adalah setiap segmen punya
kebutuhan berbeda, meski mereka membeli produk yang sama.
2. Fokus pada apa yang kita suka, bukan apa yang pelanggan
butuh Yang benar: Personal preference pemilik bisnis belum tentu sama dengan
market demand.
3. Tidak follow-up temuan dengan action konkret Yang benar:
Insight tanpa execution sama dengan tidak ada insight sama sekali.
4. Mengabaikan feedback negatif Yang benar: Kritik pelanggan
adalah gold mine untuk improvement.
Action Plan
Setelah kamu memahami bagaimana cara-cara memahami keinginan
pelanggan dengan mudah dan bagaimana menganalisis hasilnya. Maka langkah
selanjutnya tentu adalah mengimplementasikannya ke bisnis kamu. Nah berikut
adalah action plan yang dapat kamu ikuti:
a. Minggu 1: Set Up Foundation
- Pilih
1-2 cara yang paling sesuai dengan tipe bisnis Anda
- Siapkan
tools sederhana untuk dokumentasi (notebook/HP/spreadsheet simple)
- Identifikasi
10-15 pelanggan untuk jadi fokus awal
b. Minggu 2-3: Execution
- Lakukan
observasi dan pengumpulan data
- Jangan
langsung judge atau ambil kesimpulan
- Fokus
pada fakta, bukan asumsi
c. Minggu 4: Analysis & Action
- Compile
semua temuan
- Identifikasi
2-3 quick wins yang bisa langsung diimplement
- Buat
rencana untuk improvement jangka panjang
d. Evaluasi bulanan:
- Apakah
ada perubahan perilaku pelanggan?
- Mana
strategi yang paling efektif?
- Apa
yang perlu diperbaiki dari metode riset kita?
Memahami pelanggan bukan cuma soal survei formal atau riset
mahal. Untuk UMKM, pendekatan sederhana dan konsisten seringkali lebih efektif
daripada metodologi rumit yang tidak sustainable.
Kunci sukses ada pada konsistensi dalam mendengarkan dan
kecepatan dalam beradaptasi. UMKM yang lincah dan responsive terhadap kebutuhan
pelanggan akan selalu punya keunggulan dibanding kompetitor besar yang lambat
bergerak.
Mulai terapkan minimal satu cara hari ini. Dalam 30 hari, kamu
akan terkejut betapa banyak insight berharga yang bisa didapat tanpa
mengeluarkan budget riset yang besar. Pelangganmu sudah memberikan semua
jawaban. Tugas kita adalah mendengarkan dengan lebih baik.
Posting Komentar