Pernah gak sih kamu bertanya-tanya kenapa restoran favoritmu tiba-tiba tutup? Atau kenapa toko kelontong yang sudah lama berdiri bisa kalah pamor sama minimarket modern? Jawabannya sederhana, mereka gagal membaca "tanda-tanda" dari lingkungan sekitar mereka.
Dalam dunia bisnis, kemampuan membaca lingkungan eksternal
itu seperti punya radar super canggih. Tanpa radar ini, perusahaan tuh ibarat kaya
kapal yang ga punya sonar bisa saja selamat, tapi kemungkinan besar akan
menabrak gunung es yang tidak terlihat.
Nah dalam dunia bisnis ancaman tuh bisa datang dari mana
saja. Bisa dari kebijakan pemerintah yang berubah, teknologi baru yang
disruptif, atau bahkan pergeseran preferensi maupun gaya hidup masyarakat.
Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi masalah tersebut
untuk membantu kamu memahami bagaimana perusahaan-perusahaan sukses membaca
lingkungan mereka. Pembahasan ini juga berkaitan erat dengan artikel sebelumnya
tentang Manajemen Strategis.
Kali ini kita akan tentang karakteristik lingkungan
eksternal, analisis PEST yang powerful, sampai model Five Forces Porter yang
legendaris. Jadi siap-siap saja, karena setelah membaca ini, kamu mungkin akan
melihat dunia bisnis dengan perspektif yang benar-benar berbeda!
Memahami Lingkungan Eksternal: Apa dan Mengapa?
Nah, pertama-tama sebelum kita masuk ke teknik analisis yang
lebih dalam, mari kita pahami dulu apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan
lingkungan eksternal.
Definisi Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan adalah semua faktor yang
berada di luar organisasi yang harus diperhitungkan saat membuat keputusan
bisnis.
Sederhananya bayangkan saja perusahaan itu layaknya sebuah rumah, nah
lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang ada di luar rumah itu baik itu cuaca,
tetangga, kondisi jalan, keamanan lingkungan, dan sebagainya.
Menurut para ahli, lingkungan eksternal mencakup semua
kejadian di luar perusahaan yang punya potensi mempengaruhi jalannya bisnis.
Dan yang menarik adalah semua berada di luar kendali
perusahaan, misalnya kamu tidak bisa mengubah kebijakan pemerintah atau
menghentikan perkembangan teknologi. Yang bisa kamu lakukan adalah beradaptasi
dengan cerdas.
Mengapa Lingkungan Eksternal Itu Penting?
Ini pertanyaan bagus! Kalo kita analogikan lingkungan
eksternal itu ibarat cuaca bagi nelayan. Seorang nelayan yang cerdas akan selalu
memantau prakiraan cuaca sebelum melaut, bukan?
Hal ini sama halnya dengan perusahaan mereka juga harus
terus-menerus memantau perubahan di lingkungan eksternal untuk menghindari
badai dan memanfaatkan angin yang menguntungkan.
Perusahaan yang gagal memahami lingkungan eksternalnya akan
menghadapi berbagai masalah. Mereka bisa kehilangan pelanggan karena tidak
mengikuti tren, kehabisan modal karena salah strategi, atau bahkan gulung tikar
karena kalah bersaing.
Akan tetapi sebaliknya, jika sebuah perusahaan jeli dan
mampu membaca lingkungan eksternal dengan baik mereka malah justru bisa
mengidentifikasi peluang emas sebelum pesaing dan menghindari ancaman bahkan
sebelum terjadi.
Lima Faktor Utama Lingkungan Eksternal
Kalo bicara ruang lingkup lingkungan eksternal itu luas
sekali cakupannya. Tapi tenang, para ahli manajemen telah mengklasifikasikannya
menjadi lima faktor utama yang lebih mudah dipahami dan dianalisis. Jadi mari
kita bahas satu persatu.
1. Faktor Ekonomi
Yang pertama adalah faktor ekonomi, ini mencakup segala hal
yang berkaitan dengan kondisi keuangan dan ekonomi secara makro.
Faktor ekonomi meliputi tingkat suku bunga yang menentukan
mahal atau murahnya pinjaman, inflasi yang mempengaruhi daya beli masyarakat,
hingga Produk Domestik Bruto (PDB) yang menggambarkan kesehatan ekonomi secara
keseluruhan.
Sebagai contoh, sekarang coba deh kamu bayangkan kalo kamu
punya bisnis properti, ketika ada kebijakan baru kenaikan suku bunga Bank
Indonesia, otomatis kredit pemilikan rumah (KPR) juga akan jadi lebih mahal bukan?
Hal ini juga berarti bahwa calon pembeli akan berpikir dua
kali sebelum membeli rumah. Kalau kamu tidak antisipasi kebijakan ini, kamu
bisa kewalahan dengan stok rumah yang tidak terjual.
Faktor ekonomi lainnya termasuk neraca perdagangan, tingkat
simpanan masyarakat, dan surplus atau defisit anggaran negara. Semua ini saling
terkait dan menciptakan iklim bisnis yang terus berubah.
2. Faktor Sosial Budaya
Kemudian yang kedua yaitu faktor sosial budaya, ini
berkaitan dengan nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku masyarakat. Mencakup
budaya lokal, adat istiadat, hingga budaya asing yang masuk dan mempengaruhi
gaya hidup masyarakat.
Yang paling menarik dari faktor ini adalah tren atau selera
konsumen yang terus berubah. Contohnya, beberapa tahun lalu kopi sachet adalah
rajanya. Sekarang? Kopi kekinian mendominasi pasar. Jadi kalau kamu punya
bisnis kopi tapi masih bertahan dengan model lama, ya siap-siap ajah ditinggal
pelanggan.
Pergeseran preferensi kerja juga termasuk faktor sosial
budaya. Contohnya saja generasi milenial dan Gen Z pasti punya ekspektasi
berbeda soal pekerjaan dibanding generasi sebelumnya dan yah hal ini bahkan
sudah menjadi diskusi di berbagi tempat.
Mereka lebih menghargai work-life balance dan fleksibilitas.
Oleh karena itu sebuah perusahaan yang tidak mampu memahami ini akan kesulitan
merekrut dan mempertahankan talenta terbaik.
3. Faktor Politik dan Hukum
Setiap bisnis beroperasi dalam kerangka hukum dan politik
tertentu. Faktor ini mencakup hukum perpajakan yang menentukan berapa banyak
keuntungan yang harus disetor ke negara, perizinan yang mengatur siapa boleh
berbisnis apa, hingga regulasi ketenagakerjaan yang melindungi hak pekerja.
Politik perdagangan internasional juga sangat berpengaruh,
terutama buat perusahaan yang berurusan dengan ekspor-impor. Ketika pemerintah
menerapkan kebijakan proteksi untuk melindungi industri lokal, ini bisa saja jadi
berkah atau musibah tergantung posisi bisnismu.
Ambil contoh ketika pemerintah melarang impor pakaian bekas,
banyak berita pedagang baju bekas kelimpungan kan karena kehilangan sumber
barang. Tapi di sisi lain, industri tekstil lokal senang karena kompetitor
berkurang. Inilah mengapa memahami kebijakan politik dan hukum itu krusial.
4. Faktor Teknologi
Dan yang ke empat faktor teknologi, yah kalau kita bicara
apa sih faktor yang paling cepat berubah, jawabannya adalah teknologi.
Seperti yang kita tahu perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi telah mengubah wajah bisnis secara dramatis. Hadirnya Internet of
Things, Artificial Intelligence, hingga Revolusi Industri 4.0 bukan lagi wacana
masa depan, mereka sudah jadi kenyataan hari ini.
Inovasi produk dan jasa yang didorong oleh teknologi bisa
menciptakan pasar baru atau menghancurkan pasar yang sudah ada. Ingat kasus
Blockbuster yang bangkrut karena kalah sama Netflix? Atau taksi konvensional
yang harus banting setir karena kemunculan transportasi online?
Perusahaan yang tidak beradaptasi dengan teknologi akan
mengalami nasib serupa. Blue Bird, misalnya, awalnya menolak keras kehadiran
transportasi online. Tapi sekarang setelah melihat realitas pasar, mereka
akhirnya harus ikut bermain dengan model bisnis yang sama.
Contoh-contoh kasus itu adalah sebuah pembelajaran yang
sangat berharga, kita jadi tahu bahwa perkembangan teknologi itu tidak bisa
dilawan, yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkannya.
5. Faktor Demografi
Terakhir yang kelima adalah demografi, berkaitan dengan
karakteristik populasi penduduk, struktur usia, distribusi pendapatan,
distribusi geografis, hingga komposisi etnis. Informasi demografis ini sangat
penting untuk menentukan target pasar dan strategi pemasaran.
Contohnya, Indonesia saat ini sedang menikmati bonus
demografi dengan populasi usia produktif yang sangat besar. Ini menciptakan
pasar konsumen yang luas, terutama untuk produk-produk yang ditujukan untuk
anak muda .
Maka sebuah brand yang cerdas akan memanfaatkan momentum ini
dengan produk dan pemasaran yang sesuai dengan karakteristik generasi ini.
Distribusi pendapatan juga penting. Kelas menengah Indonesia
yang terus tumbuh menciptakan permintaan baru untuk produk-produk premium yang
dulu dianggap barang mewah. Kalau bisnismu bisa menangkap peluang ini, potensi
pertumbuhannya sangat besar.
Proses Analisis Lingkungan Eksternal
Pada praktiknya memahami faktor-faktor lingkungan eksternal
saja tidak cukup. Perusahaan perlu proses sistematis untuk menganalisisnya. Ada
empat langkah utama dalam analisis lingkungan eksternal yang perlu kamu
ketahui.
1. Scanning: Memindai Sinyal Perubahan
Scanning adalah usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam
lingkungan umum. Ini seperti radar yang terus berputar, menangkap sinyal-sinyal
awal perubahan yang mungkin terjadi.
Pada tahap ini, perusahaan perlu mengidentifikasi perubahan
yang sedang terjadi, meskipun informasinya masih kabur, tidak lengkap, atau
bahkan terlihat tidak saling berkaitan.
Misalnya, kamu melihat ada beberapa artikel yang membahas
tentang kesadaran lingkungan di kalangan konsumen muda. Belum jelas apakah ini
tren yang serius atau cuma hype sesaat. Tapi sebagai langkah awal, kamu
mencatat informasi ini sebagai sinyal yang perlu diperhatikan.
2. Monitoring: Mengamati Kecenderungan
Tahap kedua setelah scanning, monitoring bertugas mengamati
apakah sinyal itu berkembang menjadi kecenderungan atau tren nyata. Dalam tahap
ini, analis secara khusus memantau perubahan lingkungan untuk melihat polanya.
Melanjutkan dari contoh sebelumnya, kamu mulai melihat lebih
banyak brand yang mengklaim produknya ramah lingkungan dan penjualan sedotan
stainless steel meningkat atau pemerintah mulai melarang kantong plastik.
Nah, pada kondisi seperti ini, hal yang terjadi sudah bukan
lagi bisa dianggap sebagai sinyal kabur. Hal ini sudah jadi tren yang jelas dimana
kesadaran lingkungan memang sedang naik daun.
Kunci sukses dalam tahap monitoring adalah kemampuan
mendeteksi makna dari setiap kejadian. Tidak semua peristiwa mencerminkan tren beberapa
mungkin hanya kejadian acak yang tidak berkelanjutan.
3. Forecasting: Memproyeksikan Masa Depan
Ketiga kalau scanning dan monitoring berfokus pada apa yang
terjadi sekarang, forecasting melihat jauh ke depan. Dalam tahap ini, analis
membuat proyeksi tentang apa yang akan terjadi dan seberapa cepat perubahan itu
akan terjadi.
Dengan data dari scanning dan monitoring, kamu bisa
memperkirakan bahwa dalam dua tahun ke depan, konsumen akan semakin selektif
memilih produk ramah lingkungan. Kamu juga bisa memproyeksikan kapan regulasi
pemerintah tentang pengurangan plastik akan diterapkan lebih ketat.
Melalui forecasting akan membantu perusahaan mempersiapkan
diri jauh-jauh hari. Perlu diingat bahwa tidak ada jaminan proyeksi kamu 100%
akurat, tapi paling tidak kamu punya gambaran dan bisa menyusun rencana
kontinjensi.
4. Assessing: Menilai Dampak Strategis
Tahap terakhir adalah assessing atau penilaian. Di sini,
perusahaan menentukan kapan dan bagaimana perubahan lingkungan akan
mempengaruhi strategi bisnis mereka. Ini adalah tahap paling krusial karena
mengubah data menjadi insight yang actionable.
Dari contoh yang kita bahas, hasil assessment mungkin
menyimpulkan bahwa perusahaan perlu mulai mengembangkan produk alternatif yang
lebih ramah lingkungan dalam enam bulan ke depan.
Atau mungkin perlu mengubah kemasan produk agar tidak
menggunakan plastik berlebihan. Assessment akan memberikan arahan konkret untuk
tindakan strategis.
Tanpa assessment, kamu cuma akan punya data menarik tanpa
tahu apa yang harus dilakukan dengannya. Ibaratnya kamu tuh sedang pegang peta
tapi tidak tahu mau ke mana percuma, kan?
Mengenal Analisis PEST: Alat Ampuh Membaca Lingkungan
Sekarang mari kita masuk ke salah satu alat analisis paling
populer dalam manajemen strategis yaitu PEST Analysis. Nama PEST sendiri berasal
dari akronim dari Political, Economic, Social, dan Technological. Itu merupakan
empat pilar utama yang mempengaruhi bisnis dari luar.
Apa Itu Analisis PEST?
PEST Analysis adalah metode sistematis untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi empat faktor eksternal utama yang dapat
mempengaruhi bisnis di masa sekarang dan masa depan.
Memalui metode ini akan membantu organisasi untuk melihat
gambaran besar dari pengaruh eksternal yang signifikan.
Yang membuat PEST Analysis powerful adalah kesederhanaannya.
Dengan mengkategorikan faktor-faktor kompleks ke dalam empat kategori, artinya perusahaan
bisa lebih fokus dan sistematis dalam melakukan analisis.
Empat Dimensi PEST Analysis
Nah sekarang mari kita bedah satu per satu dari keempat
dimensi dalam PEST Analysis.
1. Political
Dimensi ini meninjau kondisi dan kebijakan politik yang
berdampak pada dunia bisnis. Ini mencakup pedoman pajak yang menentukan beban
finansial perusahaan hingga hak cipta dan penegakan hukum kekayaan intelektual
yang melindungi inovasi.
Selain itu stabilitas politik yang mempengaruhi kepercayaan
investor, peraturan perdagangan yang membuka atau menutup pasar, serta
kebijakan sosial dan lingkungan yang menentukan standar operasi juga termasuk
di dalamnya.
Undang-undang perburuhan dan peraturan keselamatan juga
masuk dalam kategori ini. Semua kebijakan politik ini bisa jadi peluang atau
ancaman tergantung bagaimana perusahaan meresponnya.
2. Economic
Dimensi ekonomi memeriksa masalah ekonomi eksternal yang
berperan dalam keberhasilan perusahaan. Seperti suku bunga yang tinggi bisa
menghambat ekspansi karena biaya pinjaman mahal dan perubahan inflasi dapat mempengaruhi
daya beli konsumen.
Tingkat kemiskinan dapat menentukan ukuran pasar potensial
serta PDB menggambarkan kesehatan ekonomi secara keseluruhan sementara itu
ketersediaan kredit akan mempengaruhi kemampuan konsumen untuk membeli produk
mahal.
Semua faktor ekonomi ini saling terkait dan menciptakan
ekosistem bisnis yang dinamis. Perusahaan yang memahami dinamika ini bisa
membuat keputusan investasi dan ekspansi yang lebih tepat.
3. Social
Dengan faktor sosial, perusahaan dapat menilai lingkungan
sosial ekonomi pasar. Ini membantu memahami bagaimana kebutuhan konsumen
terbentuk dan apa yang memotivasi mereka melakukan pembelian.
Seperti tingkat pertumbuhan penduduk menentukan potensi
pasar masa depan, distribusi usia menunjukkan segmen mana yang paling dominan
dan sikap terhadap pekerjaan mempengaruhi produktivitas dan kepuasan karyawan
serta tren pasar tenaga kerja membantu perusahaan dalam perencanaan SDM.
Faktor sosial ini sangat dinamis dan bisa berubah cepat,
terutama di era media sosial di mana tren bisa viral dalam semalam.
4. Technological
Dimensi yang terakhir adalah teknologi, merupakan faktor
yang paling cepat berubah. Teknologi bisa mempengaruhi bisnis secara positif
atau negatif. Pengenalan produk baru, teknologi baru, dan layanan baru bisa
menciptakan peluang atau ancaman tergantung kesiapan perusahaan.
Beberapa pasar mungkin kesulitan beradaptasi dengan
teknologi baru, jadi penting untuk menganalisisnya dari semua sudut.
Maka dari itu perusahaan perlu memahami tidak hanya
teknologi apa yang muncul, tapi juga seberapa cepat adopsinya dan bagaimana
dampaknya terhadap model bisnis mereka.
Mengapa PEST Analysis Penting?
Ini adalah pertanyaan fundamental yang sering muncul, jadi kenapa
sih kita perlu repot-repot melakukan PEST Analysis?
Jawabannya sederhana tapi profound, iya karena PEST Analysis
membantu perusahaan membuat keputusan berdasarkan pemikiran strategis yang
solid, bukan asumsi atau perasaan semata.
Sederhananya dengan melakukan PEST Analysis, kamu akan punya
framework untuk memahami konteks di mana bisnismu beroperasi.
Analisis ini memberikan gambaran besar mengenai pengaruh
eksternal yang penting. Ini seperti naik ke puncak gunung untuk melihat seluruh
lembah kamu bisa melihat segalanya dengan perspektif yang lebih luas dan jelas.
Nah, dalam perencanaan perspektif yang luas ini tuh sangat
berharga, ini bisa digunakan untuk dasar marketing, pengembangan produk hingga manajemen
proyek dan masih banyak lagi.
Keuntungan Konkret dari PEST Analysis
Kalau kita breakdown lebih detail, ada banyak keuntungan
konkret yang bisa kamu dapatkan dari melakukan PEST Analysis.
Pertama, analisis ini membantu melihat peluang perdagangan
yang mungkin tidak terlihat sebelumnya. Sekaligus, ia juga memberi peringatan
dini tentang ancaman signifikan yang bisa merusak bisnis kalau tidak
diantisipasi.
Kedua, PEST Analysis mengungkapkan arah perubahan dalam
organisasi dan lingkungan bisnis. Dengan pemahaman ini, perusahaan bisa
mengikuti arus perubahan alih-alih melawannya, yang yah biasanya hanya buang-buang energi saja.
Ketiga, analisis ini membantu menghindari memulai proyek
yang cenderung gagal karena alasan di luar kendali. Bayangkan kamu mau buka
bisnis ekspor tapi tidak tahu ada kebijakan proteksi baru yang melarang ekspor
produkmu, rugi kan?
Keempat, ketika mau memasuki pasar baru, PEST Analysis
membantu meninggalkan asumsi dan mengembangkan pandangan yang lebih objektif.
Ini penting banget karena setiap pasar punya karakteristik unik yang tidak bisa
diasumsikan sama dengan pasar yang sudah kamu kenal.
Dan yang tidak kalah penting, adalah PEST Analysis mendukung pengambilan keputusan yang lebih tegas dan terinformasi dengan baik. Keputusan bisnis yang bagus bukan yang dibuat berdasarkan feeling, tapi berdasarkan data dan analisis yang solid.
Setelah kita memahami lingkungan eksternal secara makro
melalui PEST Analysis, sekarang waktunya kita menyelam lebih dalam ke level
industri dengan model Five Forces Porter.
Model ini dikembangkan oleh Michael Porter, profesor Harvard
Business School yang namanya legendaris di dunia strategi bisnis.
Konsep Dasar Five Forces Porter
Model Lima Kekuatan Porter adalah kerangka kerja untuk
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan dalam suatu
industri.
Ide dasarnya sebenarnya sederhana tapi brilliant dimana profitabilitas
industri tidak hanya ditentukan oleh persaingan langsung antar perusahaan, tapi
juga oleh empat kekuatan lain yang sering diabaikan.
Porter berpendapat bahwa untuk memahami struktur persaingan
sebuah industri, kamu perlu melihat lima kekuatan yang saling berinteraksi.
Nah Kelima kekuatan ini secara kolektif menentukan seberapa
menarik suatu industri dari sudut pandang profitabilitas. Semakin kuat kelima
kekuatan ini, semakin sulit bagi perusahaan dalam industri tersebut untuk
menghasilkan keuntungan.
1. Kekuatan Pertama: Rivalitas Antar Pesaing
Kekuatan pertama dan paling obvious adalah persaingan di
antara perusahaan-perusahaan yang sudah ada dalam sebuah industri.
Artinya sebuah industri dianggap tidak menarik ketika sudah
dipenuhi oleh banyak pesaing yang kuat atau agresif. Persaingan yang intens
biasanya ditandai dengan perang harga, perang iklan, dan peluncuran produk baru
yang sering.
Intensitas persaingan cenderung tinggi ketika beberapa
kondisi terpenuhi. Pertama, ketika industri sedang stagnan atau bahkan menurun semua
orang berebut potongan kue yang tidak membesar atau bahkan menyusut.
Kedua, ketika kapasitas produksi harus ditambah dalam skala
besar, bukan secara bertahap. Ketiga, ketika biaya tetap tinggi sehingga mau
tidak mau perusahaan terpaksa menjual banyak untuk break even.
Dan keempat, ketika hambatan untuk keluar dari industri yang
tinggi, perusahaan yang rugi pun terpaksa bertahan karena tidak bisa keluar
dengan mudah.
Contohnya lihat saja industri maskapai penerbangan.
Persaingannya brutal! Margin keuntungan tipis, perang harga terus terjadi, dan
banyak maskapai yang bangkrut. Mengapa? Karena semua kondisi di atas terpenuhi
dalam industri ini.
2. Kekuatan Kedua: Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan kedua adalah ancaman dari pendatang baru yang ingin
masuk ke industri. Industri yang paling menarik adalah yang punya hambatan
masuk tinggi tapi hambatan keluar rendah.
Dalam bahasa yang lebih sederhana artinya sulit bagi
perusahaan baru untuk masuk dan bersaing, tapi perusahaan yang gagal bisa
keluar dengan mudah.
Contoh dari hambatan masuk bisa berupa berbagai hal seperti kebutuhan
modal besar, teknologi yang kompleks, akses ke saluran distribusi yang
terbatas, loyalitas merek yang kuat pada pemain lama, atau regulasi pemerintah
yang ketat.
Ambil contoh pada industri telekomunikasi. Untuk masuk ke dalam
industri ini, kamu perlu investasi yang luarbiasa besar pada infrastruktur
seperti tower, kabel hingga spektrum frekuensi tentu hal-hal tersebut memerlukan
nominal investasi yang tidak sedikit.
Belum lagi harus dapat izin dari pemerintah yang prosesnya
tidak mudah. Ini menciptakan hambatan masuk yang sangat tinggi, sehingga hanya
pemain-pemain besar yang bisa ikut bermain.
Sebaliknya, industri seperti jasa konsultasi atau desain
grafis punya hambatan masuk yang rendah. Siapa pun dengan keahlian yang tepat
dan laptop bisa memulai bisnis ini. Akibatnya, persaingan jadi lebih brutal
karena pemain baru terus bermunculan.
3. Kekuatan Ketiga: Daya Tawar Pembeli
Ini adalah aspek yang sering diabaikan seberapa besar
kekuatan pembeli untuk menekan harga atau menuntut kualitas lebih baik. Sebuah
industri menjadi kurang menarik jika pembeli punya daya tawar yang kuat.
Daya tawar pembeli dapat dikatakan tinggi ketika beberapa
kondisi terpenuhi. Pertama, ketika pembeli membeli dalam jumlah besar atau
terkonsentrasi jadi mereka jadi punya leverage untuk negosiasi.
Kedua, ketika produk yang dijual tidak terdiferensiasi
sehingga pembeli mudah pindah ke supplier lain. Ketiga, ketika biaya untuk
pindah supplier rendah. Dan keempat, ketika pembeli sensitif terhadap harga
karena margin mereka sendiri tipis.
Contohnya dalam industri komponen otomotif, produsen-produsen
mobil besar seperti Toyota ataupun Honda adalah pembeli yang sangat powerful.
Mereka membeli dalam jumlah massive dan bisa dengan mudah
pindah ke supplier lain kalau tidak puas. Ini membuat supplier komponen harus
menjaga harga dan kualitas dengan ketat sehingga margin mereka jadi tipis.
Untuk melindungi diri, penjual bisa memilih pembeli yang
kekuatan negosiasnya rendah, atau lebih baik lagi, menciptakan produk unik yang
sulit digantikan sehingga pembeli tidak punya banyak pilihan.
4. Kekuatan Keempat: Ancaman Produk Pengganti
Produk pengganti atau substitusi adalah produk dari industri
lain yang bisa memenuhi kebutuhan yang sama dengan produkmu. Keberadaan produk
substitusi membatasi harga yang bisa kamu kenakan, jadi jika hargamu terlalu
tinggi, konsumen akan beralih ke produk pengganti.
Industri menjadi tidak menarik kalau ada banyak produk
pengganti yang berkualitas baik dan murah. Karena hal itu seringkali produk
substitusi memaksa perusahaan untuk memberi batasan pada harga dan laba.
Kalau teknologi atau persaingan meningkat di industri produk
substitusi, harga dan laba di industrimu akan terus tertekan.
Contoh klasik adalah industri gula pasir versus pemanis
buatan, ketika harga gula naik terlalu tinggi, konsumen dan produsen makanan akan
beralih ke pemanis buatan.
Hal inilah yang membatasi seberapa tinggi harga gula bisa
naik. Atau contoh lain, transportasi umum versus ojek online versus mobil
pribadi, semuanya saling menjadi substitusi tergantung konteks dan preferensi
konsumen.
Untuk menghadapi ancaman substitusi, perusahaan perlu terus
berinovasi dan memastikan value proposition mereka tetap superior dibanding
produk pengganti.
5. Kekuatan Kelima: Daya Tawar Pemasok
Kekuatan terakhir adalah daya tawar pemasok. Industri
menjadi kurang menarik jika pemasok punya kekuatan untuk menaikkan harga atau
mengurangi kualitas barang yang dipasok.
Pemasok cenderung kuat dalam beberapa kondisi yaitu pertama,
ketika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi dengan baik. Kedua, ketika ada
sedikit produk substitusi untuk input yang mereka sediakan.
Sedangkan yang ketiga yaitu ketika produk yang mereka pasok
adalah input penting untuk proses produksi. Keempat, ketika biaya untuk ganti
pemasok tinggi. Dan kelima, ketika pemasok bisa melakukan integrasi ke depan
dan bersaing langsung dengan pelanggan mereka.
Contohnya dalam industri smartphone, beberapa komponen kunci
seperti prosesor atau layar OLED hanya mampu untuk diproduksi oleh segelintir
pemasok saja.
Hal Ini memberi mereka kekuatan besar untuk menentukan
harga. Apple misalnya meski merupakan perusahaan besar, tetapi harus
bernegosiasi dengan hati-hati dengan pemasok seperti Samsung untuk layar atau
TSMC untuk chip.
Pertahanan terbaik adalah membangun hubungan yang saling
menguntungkan dengan pemasok atau diversifikasi sumber pasokan sehingga tidak
tergantung pada satu pemasok saja.
Analisis Industri: Menilai Daya Tarik Pasar
Setelah memahami lima kekuatan Porter, Mari kita membicarakan
konsep yang lebih luas yaitu analisis industri. Ini adalah kombinasi antara
ekonomi industri dan strategi bisnis yang memberikan gambaran komprehensif
tentang suatu industri.
Apa Itu Analisis Industri?
Analisis industri adalah penilaian terhadap peluang dan
ancaman dalam lingkungan kompetitif yang mempengaruhi kesuksesan suatu
perusahaan.
Profitabilitas sebuah industri sangat dipengaruhi oleh
lingkungan kompetitifnya, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pendapatan
perusahaan-perusahaan di dalamnya.
Dalam praktiknya, analisis industri biasanya dilakukan
setelah analisis ekonomi makro. Investor dan pelaku bisnis menggunakan analisis
ini untuk membandingkan kinerja berbagai industri dan mengetahui industri mana
yang memberikan prospek paling menjanjikan.
Industri sendiri didefinisikan sebagai kelompok perusahaan
yang menawarkan produk atau kelas produk yang merupakan pengganti erat satu
sama lain. Misalnya, industri minuman ringan mencakup Coca-Cola, Pepsi, dan
merek-merek lain yang saling bersaing langsung.
Tiga Pilar Analisis Industri
Nah, terdapat tiga pilar atau faktor utama yang harus
diperhatikan dalam melakukan analisis industri yang komprehensif.
1. Permintaan Industri
Memahami permintaan pasar adalah starting point analisis
industri. Apakah permintaan untuk produk di industri ini sedang tumbuh,
stagnan, atau menurun? Pertanyaan ini krusial karena menentukan potensi
pertumbuhan bisnis.
Permintaan industri menentukan ragam jenis dan jumlah barang
yang akan dipasarkan, kebutuhan biaya produksi, dan harga yang bisa dikenakan.
Wirausahawan harus bisa mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan mengikuti tren yang ada.
Tanpa memahami permintaan, perusahaan bisa saja menjadi
salah arah dan malah memproduksi barang yang tidak laku atau melewatkan peluang
pasar yang menguntungkan.
Cara terbaik memahami permintaan adalah dengan melakukan
survei pasar secara berkala, menganalisis data penjualan, dan mengamati
perubahan perilaku konsumen.
Nah, di era digital seperti sekarang, data tentang
permintaan konsumen bisa didapat dengan lebih mudah melalui analisis media
sosial, Google Trends, atau platform e-commerce.
2. Persaingan
Seperti yang sudah kita bahas dengan model Five Forces
Porter, persaingan dalam berbisnis adalah sesuatu hal yang tidak bisa
dihindari.
Wirausahawan harus mempersiapkan diri menghadapi ancaman
kompetitif yang akan datang. Pesaing bisa diidentifikasi melalui berbagai cara
seperti menanyakan langsung ke pelanggan, mencari informasi di website mereka,
menghadiri pameran industri, atau bahkan mystery shopping ke toko mereka.
Memahami pesaing membantu wirausahawan mengetahui kekuatan
dan kelemahan strategi pemasaran mereka sendiri. Dengan informasi ini,
perusahaan bisa mengembangkan strategi diferensiasi untuk mencari celah yang
belum diisi pesaing atau menawarkan value proposition yang lebih menarik.
Tapi perlu di ingat bahwa tujuan memahami pesaing bukan
untuk menjiplak strategi mereka, tapi untuk menemukan cara bersaing yang unik
dan sustainable.
Perusahaan yang hanya mengikuti pesaing akan selalu
tertinggal selangkah. Yang sukses adalah mereka yang berani berbeda dan
menciptakan kategori sendiri.
3. Lingkup Pasar yang Dituju
Faktor ketiga yang tidak kalah penting adalah memahami
lingkup pasar secara spesifik. Perusahaan perlu mencari informasi untuk
menetapkan siapa calon konsumen mereka, lingkungan bisnis seperti apa yang ada
dalam pasar tersebut, dan di area geografis mana bisnis bisa berjalan optimal.
Hal-hal ini penting karena akan mencerminkan spesifikasi
pasar di mana perusahaan akan beroperasi. Tidak semua produk cocok untuk semua
pasar. Produk yang laris manis di Jakarta belum tentu diterima di daerah lain.
Strategi yang berhasil untuk segmen kelas atas mungkin tidak efektif untuk
segmen menengah ke bawah.
Memahami lingkup pasar juga membantu dalam alokasi sumber
daya. Daripada mencoba menjangkau semua orang akan lebih baik fokus pada segmen
tertentu yang paling potensial dan bisa dilayani dengan baik.
Gambaran Masa Depan: Melihat Jauh ke Depan
Analisis industri tidak berhenti pada kondisi saat ini ia
juga harus melihat proyeksi masa depan. Gambaran masa depan industri sangat
penting karena bisa menentukan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab adalah bagaimana
industri ini akan berkembang dalam lima atau sepuluh tahun ke depan? Teknologi
apa yang mungkin mengganggu industri ini? Perubahan regulasi apa yang bisa
terjadi? Dan sebaginya.
Mengkaji gambaran masa depan bukan soal meramal dengan pasti,
karena tidak mungkin ada yang bisa melakukan itu. Tapi ini tentang
mempersiapkan skenario-skenario yang mungkin terjadi dan menyusun rencana untuk
masing-masing skenario.
Maka dari itu perusahaan yang punya visi jelas tentang masa
depan industri mereka akan lebih siap menghadapi perubahan dan memanfaatkan
peluang yang muncul.
Kesalahan Umum dalam Analisis Lingkungan Eksternal
Melalui pembahasan di atas kita telah memahami berbagai
konsep dan framework dari lingkungan eksternal perusahaan, nah sekarang pada penghujung
artikel ini mari kita bahas kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi dalam analisis
lingkungan eksternal.
Meskipun framework-nya jelas, namun nyatanya masih banyak
perusahaan yang melakukan kesalahan dalam analisis lingkungan eksternal. Berikut
adalah beberapa diantaranya.
1. Analysis Paralysis
Kesalahan pertama adalah terlalu banyak analisis sampai lupa
eksekusi. Ada perusahaan yang menghabiskan berbulan-bulan untuk analisis,
membuat laporan ratusan halaman, tapi tidak pernah mengambil keputusan atau
action apapun.
Ingat, tujuan analisis adalah untuk membuat keputusan yang
lebih baik, bukan untuk membuat laporan yang sempurna. Di dunia bisnis, better
done than perfect.
Jadi lakukanlah analisis yang cukup untuk membuat keputusan
informed, lalu eksekusi. Kamu bisa menyesuaikan strategi di tengah jalan kalau
perlu.
2. Hanya Fokus pada Ancaman, Mengabaikan Peluang
Kesalahan kedua adalah terlalu fokus pada ancaman sampai
lupa mencari peluang. Analisis lingkungan eksternal memang harus
mengidentifikasi risiko, tapi jangan sampai mindset-nya jadi defensif semua.
Beberapa perubahan lingkungan yang tampak seperti ancaman
sebenarnya menyembunyikan peluang besar. Misalnya, regulasi baru tentang
pengurangan plastik bisa jadi ancaman bagi produsen kantong plastik, tapi
peluang emas bagi produsen kantong ramah lingkungan.
3. Mengabaikan Weak Signals
Kesalahan yang ketiga adalah hanya memperhatikan perubahan
besar dan mengabaikan sinyal-sinyal lemah. Padahal, disrupsi besar sering
dimulai dari sinyal-sinyal kecil yang diabaikan banyak orang.
Kodak mengabaikan sinyal awal kemunculan fotografi digital, Nokia
meremehkan ancaman smartphone dan Blockbuster tidak serius menghadapi streaming
online. Semua ini dimulai dari sinyal lemah yang bisa dideteksi kalau
perusahaan cukup waspada.
Jadi, jangan hanya fokus pada perubahan yang sudah jelas.
Perhatikan juga hal-hal kecil yang aneh atau berbeda karena bisa jadi itu
adalah early warning sign dari disruption besar.
4. Tidak Update Analisis Secara Berkala
Kesalahan keempat adalah melakukan analisis sekali lalu
tidak pernah update lagi. Lingkungan eksternal itu sangat dinamis apa yang
benar bulan lalu belum tentu benar bulan ini, oleh karena itu analisis yang
tidak di-update akan kehilangan relevansinya.
Jadikan analisis lingkungan eksternal sebagai aktivitas
rutin, bukan project one-time. Set jadwal untuk review berkala, misalnya
quarterly review untuk update analisis dan annual review untuk analisis
komprehensif dari awal.
5. Melakukan Analisis dalam Silo
Kesalahan kelima adalah melakukan analisis dalam silo tanpa
melibatkan berbagai fungsi dalam organisasi. Marketing melakukan analisis
sendiri, operations sendiri, finance sendiri. Hasilnya? Insight didapat jadi terfragmentasi
dan tidak terintegrasi.
Analisis lingkungan eksternal seharusnya dilakukan secara
cross-functional dimana semua departemen harus berkontribusi dan memahami
hasilnya. Dengan begitu, strategi yang dihasilkan akan lebih komprehensif dan
semua orang aligned dalam implementasinya.
Kita telah menempuh perjalanan panjang dalam memahami
lingkungan eksternal bisnis dari mulai karakteristiknya, faktor-faktor yang
mempengaruhinya, hingga berbagai framework analisis seperti PEST dan Five
Forces Porter.
Satu hal yang harus kamu ingat adalah kemampuan membaca
lingkungan eksternal bukan cuma skill teknis, tapi juga seni maka dari itu kamu
perlu kombinasi antara data dan intuisi, analisis dan kreativitas, logika dan
imajinasi.
Perlu dipahami juga bahwa framework dan tools yang kita
bahas tadi hanyalah alat yang menentukan efektivitasnya adalah bagaimana kamu
menggunakannya.
Lingkungan bisnis hari ini berubah dengan kecepatan yang
belum pernah terjadi sebelumnya. Globalisasi membuat batasan geografis semakin
kabur, teknologi digital menciptakan disrupsi di hampir setiap industri.
Selain itu perubahan sosial dan budaya juga terjadi begitu
cepat, didorong oleh media sosial dan konektivitas global. Di tengah semua
kompleksitas ini, kemampuan membaca dan merespon lingkungan eksternal menjadi
survival skill yang penting bagi organisasi.
Perusahaan yang survive dan thrive adalah mereka yang tidak
hanya reaktif tapi proaktif artinya mereka tidak menunggu perubahan menghantam
mereka tapi aktif mencari sinyal perubahan dan meresponnya dengan cepat.
Mereka adalah perusahaan yang menjadikan analisis lingkungan
eksternal bukan sebagai kewajiban birokratis tapi sebagai kompas strategis yang
memandu setiap keputusan.




Penjelasan soal PEST sama Five Forces Porternya dibuat sederhana tapi tetep ngena. Jadi makin kebayang gimana faktor luar bisa nge-impact strategi bisnis. Cocok banget buat yang lagi belajar manajemen atau cuma pengen paham dunia bisnis kekinian. Ringkas, relate, dan informatif. Nice!
BalasHapus