Apa itu Pengambilan Keputusan? Definisi, Fungsi, Unsur hingga Faktor yang Mempengaruhi

Pernah nggak sih kamu ngerasa bingung banget waktu harus milih sesuatu? Mau lanjut kuliah atau langsung kerja? Beli gadget baru atau nabung dulu?

Bahkan sampai hal sepele kayak mau makan apa hari ini aja kadang kita harus mikir lama. Nah, kalo begitu ternyata kamu nggak sendirian loh. Jutaan orang di seluruh dunia setiap hari bergulat dengan dilema yang sama.

Masalahnya, keputusan yang kita ambil hari ini bisa banget mempengaruhi masa depan kita. Salah pilih, bisa jadi nyesel. Tapi kalau kelamaan mikir, kesempatan malah hilang.

Jadi solusinya? Kita perlu ngerti teknik pengambilan keputusan yang tepat. Dengan memahami ilmu di balik proses ini, kamu bisa bikin pilihan yang lebih smart, cepat, dan pastinya lebih percaya diri.

Teknik Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan: Dari Bangun Tidur Sampai Tidur Lagi

Sebenarnya, hidup kita tuh penuh dengan keputusan. Dari yang simpel kayak pilih baju apa yang mau dipake, sampai yang berat kayak mau investasi di mana atau bahkan mau nikah sama siapa. Literally, kita ambil keputusan setiap hari, setiap waktu.

Yang bikin pengambilan keputusan ini jadi challenging adalah karena beberapa faktor. Pertama, kompleksitas masalahnya sendiri yang kadang bikin kepala pusing. Kedua, uncertainty atau ketidakpastian tentang apa yang bakal terjadi di masa depan. 

Ketiga, kita sering punya banyak tujuan sekaligus yang kadang malah saling bertentangan. Keempat, setiap orang punya perspektif berbeda yang bikin satu keputusan bisa dilihat dari banyak sudut pandang.

Nah, karena faktor-faktor inilah, muncul yang namanya Teori Pengambilan Keputusan. Teori ini hadir buat bantu kita navigate through all the noise dan bikin pilihan yang lebih rasional dan terukur.

Ilmu atau Seni? Ternyata Keduanya!

Ini dia yang menarik. Pengambilan keputusan itu sebenarnya gabungan antara ilmu dan seni. Kok bisa?

Sisi Ilmiah Pengambilan Keputusan

Dari sisi ilmiah, pengambilan keputusan itu bisa dipelajari dan diukur. Ada pendekatan sistematis, teratur, dan terarah yang bisa kita pakai. Misalnya dengan menggunakan teknik-teknik matematis dan statistik untuk menghitung probabilitas atau menganalisis data.

Sekarang bayangkan, ketika perusahaan besar mau launching produk baru, mereka nggak asal tebak saja. Mereka pakai riset pasar, analisis data konsumen, perhitungan ROI, dan berbagai metode ilmiah lainnya. Semua ini bisa dipelajari dan diterapkan secara konsisten.

Sisi Seni dalam Mengambil Keputusan

Tapi di sisi lain, pengambilan keputusan juga adalah sebuah seni. Kenapa? Karena setiap situasi itu unik dan ada faktor-faktor yang tidak bisa diukur dengan angka.

Misalnya, faktor internal kayak budaya perusahaan atau kepribadian si pengambil keputusan. Ada orang yang lebih risk-taker, ada yang lebih hati-hati.

Ada yang lebih percaya intuisi, ada yang lebih suka data konkret. Faktor eksternal kayak kondisi ekonomi, sosial, atau politik juga menjadi faktor pengaruh yang besar.

Pengalaman dan intuisi seseorang yang sudah puluhan tahun di bidangnya itu tidak bisa begitu saja diajarkan dalam buku teks. Ini yang bikin pengambilan keputusan juga jadi sebuah seni yang perlu diasah dengan jam terbang.

Jadi, Apa Sih Sebenarnya Pengambilan Keputusan Itu?

Menurut Harris, pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi dan memilih alternatif berdasarkan nilai-nilai dan preferensi yang kita punya.

Tujuannya sederhana yaitu mengurangi ketidakpastian dan keraguan tentang pilihan-pilihan yang ada, sehingga kita bisa bikin pilihan yang masuk akal.

Sementara Janis & Mann punya pandangan yang lebih deep. Mereka bilang pengambilan keputusan itu basically adalah cara kita menyelesaikan konflik internal dan menghindari faktor-faktor situasional yang bisa bikin kita terjebak.

Kalau disimpulkan, pengambilan keputusan adalah proses di mana kita mengidentifikasi berbagai alternatif yang ada, lalu memilih yang paling sesuai dengan nilai dan tujuan kita untuk menyelesaikan masalah tertentu.

Fungsi dan Tujuan: Kenapa Kita Perlu Belajar Ini?

Kalo kita ngomongin fungsi, mempelajari teknik pengambilan keputusan itu punya banyak manfaat praktis. Pertama, kita jadi lebih paham masalahnya secara komprehensif. tidak cuma lihat dari satu sisi saja, akan tapi bisa melihat gambaran besarnya.

Kedua, kita dapat kerangka berpikir yang lebih sistematis. Jadi tidak  asal-asalan atau ikut-ikutan doang. Ketiga, kita dibimbing untuk menerapkan teknik-teknik yang sudah terbukti efektif. Dan yang paling penting, kualitas keputusan kita jadi meningkat drastis.

Untuk Siapa Sih Ini?

Teknik pengambilan keputusan ini berlaku untuk semua orang, baik individu maupun kelompok. Bisa untuk kepentingan personal atau organisasional. Yang menarik, sifatnya futuristik artinya keputusan yang kita ambil hari ini adalah untuk masa depan yang lebih baik.

Tujuan Tunggal vs Tujuan Ganda

Dalam praktiknya, tujuan pengambilan keputusan bisa dibagi dua. Ada tujuan tunggal, di mana kita cuma ngadepin satu masalah yang stand-alone, tidak  berkaitan dengan masalah lain. Contohnya mau makan di restoran A atau B?

Tapi ada juga tujuan ganda, di mana masalahnya saling berkaitan. Ini lebih kompleks karena bisa jadi pilihan-pilihan kita saling bertentangan atau justru saling mendukung.

Misalnya saja kamu mau cari kerja yang gajinya gede tapi jauh dari rumah, atau gaji lebih kecil tapi deket dan work-life balance-nya bagus?

Unsur-Unsur Penting dalam Pengambilan Keputusan

Ada tiga unsur krusial yang perlu kamu pahami ketika mau ambil keputusan.

Pertama, identifikasi alternatif-alternatif yang ada. Kamu tidak bisa milih kalau kamu sendiri tidak tahu ada pilihan apa aja. Jadi langkah pertama adalah mapping semua opsi yang memungkinkan.

Kedua, perhitungan faktor-faktor yang tidak bisa diketahui dengan pasti. Di dunia nyata, nggak semua hal bisa diprediksi 100%. Kita perlu consider uncertainty dan risk yang mungkin terjadi.

Ketiga, alat untuk evaluasi atau ukuran hasil. Gimana kita tau keputusan kita berhasil atau nggak kalau nggak ada parameter pengukurannya? Makanya perlu kriteria yang jelas.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Kita

George R. Terry mengidentifikasi beberapa dasar pengambilan keputusan yang sering kita gunakan. Berikut adalah beberapa dasarnya :

Intuisi adalah feeling atau instinct kita. Dimana kadang kita ngerasa "ini yang bener" tanpa bisa jelasin kenapa. Intuisi ini sangat powerful, tapi juga bisa bikin misleading kalau nggak diimbangi dengan pertimbangan lain.

Pengalaman adalah guru terbaik. Orang yang udah berkali-kali menghadapi situasi serupa biasanya punya wisdom untuk bikin keputusan lebih baik. Mereka tau mana yang akan berhasil dan mana yang tidak.

Fakta adalah data dan informasi konkret yang bisa diverifikasi. Ini jadi fondasi keputusan yang rasional. Dalam era digital sekarang, akses ke fakta dan data jadi lebih mudah, tapi kita juga perlu hati-hati dengan misinformation.

Wewenang berkaitan dengan posisi atau otoritas seseorang dalam mengambil keputusan. Ada keputusan yang memang hanya bisa diambil oleh orang dengan posisi tertentu.

Rasional adalah pendekatan logis dan sistematis berdasarkan analisis objektif. Ini yang paling ideal karena menggabungkan data, logika, dan metode yang terukur.

Faktor Lainnya yang Tidak Kalah Penting

John D. Miller menambahkan beberapa faktor lagi. Misalnya perbedaan gender penelitian menunjukkan pria dan wanita kadang punya pendekatan berbeda dalam mengambil keputusan.

Peran dan tanggung jawab si pengambil keputusan juga ngaruh. Plus, kita semua punya keterbatasan kemampuan, entah itu keterbatasan informasi, waktu, atau resources lainnya.

Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

1. Berdasarkan Program

Ada dua kategori di sini. Keputusan terprogram adalah keputusan yang berulang dan rutin, artinya sudah ada standar operasionalnya. 

Misalnya prosedur pengembalian barang di toko, atau approval sistem di kantor. Karena sifatnya repetitif, biasanya sudah ada panduan atau SOP-nya.

Sedangkan keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang unik, kompleks, dan belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya perusahaan mau merger dengan competitor, atau ekspansi ke pasar baru. Ini butuh analisis mendalam dan creativity.

2. Berdasarkan Lingkungan

Kemudian klasifikasi yang kedua ini lebih berfokus pada kondisi di mana keputusan diambil.

Kondisi pasti adalah situasi ideal di mana semua informasi tersedia dan hasil dari setiap alternatif bisa diprediksi dengan akurat. Sayangnya, kondisi ini jarang terjadi di dunia nyata.

Kondisi berisiko adalah ketika kita punya informasi tentang probabilitas outcome dari setiap pilihan. Misalnya peluang sukses produk baru adalah 70%, peluang gagal 30%. Kita tau ada risk, dan bisa mengukurnya.

Kondisi tidak pasti adalah situasi di mana kita tidak punya cukup informasi tentang alternatif dan outcomenya. Ini yang paling challenging karena kita basically harus make educated guess.

Kondisi konflik terjadi ketika ada pihak lain yang kepentingannya bertentangan dengan kita. Ini umum dalam negosiasi bisnis atau kompetisi pasar. Decision-making di sini perlu mempertimbangkan strategi dan respons dari pihak lain.

Tips Praktis Meningkatkan Kemampuan Mengambil Keputusan

Setelah memahami teorinya, sekarang saatnya praktik. Berikut beberapa tips yang bisa langsung kamu terapkan:

1. Jangan terburu-buru, tapi jangan juga overthink

Carilah titik balance antara kecepatan dan ketelitian. Ambil waktu yang cukup untuk menganalisis, tapi jangan sampai terjebak dalam analysis paralysis.

2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin

Tapi ingat bahwa tidak akan pernah ada kondisi di mana kamu punya 100% informasi. Maka dari itu Learn to work with ambiguity.

3. Konsultasi dengan orang lain.

Melakukan konsultasi dengan yang punya expertise atau pengalaman relevan. Two heads are better than one. Mereka bisa kasih perspektif yang kamu nggak kepikiran.

4. Pertimbangkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. 

Keputusan yang terlihat bagus hari ini belum tentu bagus untuk lima tahun ke depan, dan sebaliknya.

5. Trust your intuition, but verify with data. 

Intuisi itu penting, tapi jangan dijadikan satu-satunya dasar. Kombinasikan dengan fakta dan analisis.

6. Belajar dari kesalahan masa lalu. 

Setiap keputusan yang kurang tepat adalah pelajaran berharga. Oleh karena itu penting untuk melakukan reflect dan improve secara terus menerus.

Keputusan yang Baik Adalah Kunci Kesuksesan

Pada akhirnya, kualitas hidup kita sangat ditentukan oleh kualitas keputusan yang kita ambil. Setiap pilihan punya konsekuensi, dan konsekuensi itu yang membentuk masa depan kita.

Pengambilan keputusan bukan cuma soal memilih A atau B. Ini adalah sebuah skill fundamental yang mempengaruhi karir, relationship, finansial, bahkan happiness kita secara keseluruhan. The good news? Skill ini bisa dipelajari dan ditingkatkan.

Dengan memahami teori pengambilan keputusan, mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi, dan menerapkan teknik-teknik yang tepat, kamu bisa jadi decision maker yang lebih baik.

Namun perlu di ingat bahwa keputusan terbaik bukan yang sempurna, tapi yang paling sesuai dengan nilai, tujuan, dan kondisi kamu saat ini. 

So next time ketika kamu dihadapkan pada pilihan sulit, take a deep breath, apply what you've learned, dan percaya pada prosesnya.

Posting Komentar