Dalam dunia bisnis, pembelian tidak hanya dilakukan oleh seorang individu untuk kebutuhan pribadi. Akan tetapi organisasi atau perusahaan juga melakukan aktivitas pembelian, tentunya pembelian ini memiliki karakteristik dan kompleksitasnya tersendiri.
Maka dari itu pemahaman tentang pembelian organisasi menjadi
sangat penting bagi para pelaku bisnis, baik sebagai pembeli maupun penjual
dalam pasar B2B (business-to-business).
Nah, pada artikel kali ini kita akan mengeksplorasi apa yang
dimaksud dengan pembelian organisasi mulai dari definisinya, perbedaannya
dengan pembelian konsumen, hingga faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi pembelian organisasi.
Konsep Pembelian Organisasi
Apa itu pembelian organisasi? pembelian organisasi adalah
proses pengadaan barang atau jasa yang dilakukan oleh organisasi, perusahaan, maupun
institusi untuk mendukung aktivitas mereka.
Nah berbeda dengan pembelian konsumen individu, pembelian
organisasi melibatkan multiple stakeholder dan proses yang lebih kompleks, serta
pertimbangan yang lebih rasional dan terstruktur.
Umumnya pembelian organisasi mencakup segala bentuk
pengadaan mulai dari bahan baku untuk produksi, peralatan kantor, teknologi
informasi, jasa konsultasi, hingga infrastruktur besar seperti mesin produksi.
Aktivitas-aktivitas ini menjadi tulang punggung operasional
perusahaan dan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi, kualitas produk, hingga
menyangkut profitabilitas organisasi.
Perbedaan Pembelian Organisasi vs Pembelian Konsumen
Pemahaman mengenai perbedaan mendasar antara pembelian
organisasi dan pembelian konsumen sangat penting untuk merancang strategi
pemasaran yang tepat. Lalu apa perbedaan utama pembelian organisasi dan
konsumen? Berikut adalah perbedaan-perbedaan utamanya:
1. Skala dan Volume
Pembelian organisasi umumnya dilakukan dalam volume besar
dengan nilai transaksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan pembelian konsumen.
Sebuah perusahaan manufaktur bisa membeli ribuan unit komponen dalam sekali
pembelian, sementara konsumen individu biasanya membeli dalam jumlah kecil.
2. Kompleksitas Proses
Proses pembelian organisasi melibatkan berbagai tahapan,
evaluasi mendalam, dan berbagai pihak dalam pengambilan keputusan. Konsumen
individu cenderung memiliki proses yang lebih sederhana dan spontan.
3. Motivasi Pembelian
Sebuah organisasi umumnya membeli berdasarkan kebutuhan
bisnis yang rasional seperti efisiensi, produktivitas, dan ROI (return on
investment). Konsumen individu lebih banyak dipengaruhi faktor emosional,
status, serta preferensi personal.
4. Hubungan Jangka Panjang
Pembelian yang dilakukan oleh organisasi cenderung membangun
hubungan jangka panjang dengan supplier, maka dari itu pembelian organisasi
selalu melibatkan berbagai pertimbangan. Sementara konsumen individu cenderung
lebih fleksibel dalam berganti brand maupun supplier.
5. Proses Negosiasi
Organisasi biasanya melakukan negosiasi yang intensif
terkait harga, terms of payment, service level agreement, dan aspek kontraktual
lainnya. Sedangkan konsumen individu jarang melakukan negosiasi mendalam.
Jenis-Jenis Pembelian Organisasi
Untuk jenisnya pembelian organisasi dapat diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kompleksitas dan pengalaman organisasi dalam melakukan
pembelian tersebut. Nah berikut adalah tiga jenis utama pembelian organisasi:
1. Straight Rebuy (Pembelian Ulang Langsung)
Pertama Straight rebuy, merupakan proses pembelian rutin
untuk produk maupun jasa yang sudah familier bagi organisasi. Karakteristik
utama dari pembelian jenis ini yaitu :
- Pembelian
produk yang sama dari supplier yang sama
- Proses
pengambilan keputusan yang minimal dan otomatis
- Tidak
ada pencarian informasi tambahan atau evaluasi alternatif
- Biasanya
ditangani oleh departemen purchasing secara rutin
- Contoh:
pembelian kertas kantor, supplies rutin, atau raw material standar
2. Modified Rebuy (Pembelian Ulang yang Dimodifikasi)
Kemudian yang kedua adalah modified rebuy, pembelian ini
umumnya terjadi karena organisasi ingin mengubah spesifikasi produk, harga,
terms, atau supplier dari pembelian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Cirinya
adalah :
- Melibatkan
evaluasi terhadap produk atau supplier alternatif
- Memerlukan
informasi tambahan dan analisis perbandingan
- Proses
pengambilan keputusan lebih kompleks dari straight rebuy
- Bisa
dipicu oleh ketidakpuasan terhadap supplier lama atau adanya penawaran
yang lebih menarik
- Contoh:
mengganti supplier bahan baku dengan kualitas yang lebih baik, atau
mengubah spesifikasi software yang digunakan
3. New Task (Tugas Baru)
Dan jenis pembelian yang ketiga yaitu new task, seperti
namanya pembelian jenis ini adalah pembelian untuk produk atau jasa yang belum
pernah dibeli organisasi sebelumnya. Ini merupakan jenis pembelian yang paling
kompleks dengan ciri utamanya yakni :
- Memerlukan
extensive research dan evaluasi
- Melibatkan
banyak pihak dalam buying center
- Proses
pengambilan keputusan yang paling lama
- Risk
yang tinggi sehingga memerlukan pertimbangan mendalam
- Contoh:
implementasi sistem ERP baru, pembelian mesin produksi dengan teknologi
baru, atau outsourcing fungsi bisnis tertentu
Jenis Pembelian Tambahan
Selain 3 jenis pembelian utama yang umum dilakukan, sebuah
organisasi juga terkadang melakukan pembelian lainya sesuai dengan kondisi
maupun situasi yang sedang dialami, contohnya adalah seperti :
1. Emergency Buying (Pembelian Darurat)
Pembelian yang dilakukan untuk mengatasi situasi mendesak
atau tidak terduga, seperti kerusakan mesin produksi yang memerlukan perbaikan
atau penggantian spare part dengan segera.
2. Contract Buying (Pembelian Kontrak)
Pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang dengan terms
dan conditions yang sudah ditetapkan, biasanya untuk memastikan supply
continuity dan mendapatkan harga yang lebih kompetitif.
Buying Center: Pusat Pengambilan Keputusan Pembelian
Buying center adalah konsep yang menggambarkan semua
individu atau kelompok yang berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
pembelian organisasi. Setiap anggota buying center memiliki peran, kepentingan,
dan pengaruh yang berbeda dalam proses pembelian.
Nah berikut adalah beberapa unsur atau elemen-elemen yang
ada di dalam buying center pada proses pengambilan keputusan pembelian
organisasi :
1. Pencetus (Inisiator)
Pertama inisiator atau pencetus adalah pihak yang pertama
kali menyadari adanya kebutuhan atau masalah yang memerlukan solusi melalui
pembelian. Mereka yang memulai proses pembelian dengan mengidentifikasi gap
antara kondisi saat ini dengan yang diinginkan.
Karakteristik:
- Bisa
berasal dari berbagai level organisasi
- Memiliki
pemahaman mendalam tentang masalah yang dihadapi
- Bertanggung
jawab mengomunikasikan kebutuhan kepada pihak lain
- Contoh:
manajer produksi yang melihat perlunya mesin baru, atau IT manajer yang
mengidentifikasi kebutuhan upgrade sistem
2. Pengguna (User)
User adalah pihak yang akan menggunakan produk atau jasa
yang dibeli secara langsung dalam operasional sehari-hari. Mereka memiliki
pengetahuan praktis tentang kebutuhan teknis dan functional requirements.
Karakteristik:
- Memahami
spesifikasi teknis yang diperlukan
- Memberikan
input tentang ease of use dan practical requirements
- Seringkali
menjadi evaluator utama terhadap kinerja produk setelah pembelian
- Contoh:
operator mesin, user software, atau staf yang menggunakan peralatan kantor
3. Pihak yang Mempengaruhi (Influencer)
Influencer adalah individu yang memberikan informasi, kriteria
evaluasi, atau rekomendasi yang mempengaruhi keputusan pembelian, meski mereka
tidak memiliki authority untuk memutuskan.
Karakteristik:
- Biasanya
memiliki expertise teknis atau pengalaman khusus
- Memberikan
input untuk criteria seleksi dan evaluasi
- Bisa
berasal dari internal maupun eksternal organisasi
- Contoh:
konsultan teknis, expert internal, atau bahkan customer yang memberikan
requirements khusus
4. Pengambil Keputusan (Decider)
Seperti namanya decider dalah pihak yang memiliki wewenang
formal atau informal untuk membuat keputusan final dalam pembelian. Mereka
menentukan pilihan akhir dari berbagai alternatif yang tersedia.
Karakteristik:
- Memiliki
authority berdasarkan posisi organisasi atau delegasi wewenang
- Bertanggung
jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambil
- Mempertimbangkan
berbagai aspek seperti budget, strategic fit, dan risk
- Contoh:
direktur, general manager, atau kepala departemen dengan budget authority
5. Pemberi Persetujuan (Approver)
Kelima approver adalah pihak yang memberikan persetujuan
formal terhadap keputusan pembelian, terutama dari aspek budget dan policy
compliance. Mereka memastikan pembelian sesuai dengan prosedur dan budget yang
tersedia.
Karakteristik:
- Fokus
pada aspek finansial dan compliance
- Memiliki
wewenang untuk menyetujui atau menolak berdasarkan policy perusahaan
- Seringkali
berada di level manajemen senior atau finance department
- Contoh:
CFO, finance director, atau budget holder
6. Pembeli (Buyer)
Dan yang keenam buyer atau pembeli adalah pihak yang
bertanggung jawab melaksanakan proses pembelian secara operasional, termasuk
negosiasi, kontrak, dan koordinasi dengan supplier.
Karakteristik:
- Memiliki
expertise dalam procurement dan supplier management
- Fokus
pada aspek komersial seperti harga, terms, dan delivery
- Bertanggung
jawab atas relationship management dengan supplier
- Contoh:
purchasing manager, procurement specialist, atau supply chain manager
7. Penjaga Gerbang (Gatekeeper)
Gatekeeper adalah pihak yang mengontrol aliran informasi
kepada anggota buying center lainnya. Mereka menentukan informasi mana yang
sampai kepada decision maker dan mana yang disaring.
Karakteristik:
- Mengatur
akses supplier kepada key decision makers
- Menyaring
dan memprioritaskan informasi yang relevan
- Seringkali
menjadi first point of contact untuk supplier
- Contoh:
sekretaris eksekutif, purchasing assistant, atau receptionist
8. Champion
Individu yang secara aktif mempromosikan solusi atau
supplier tertentu dalam organisasi karena yakin bahwa pilihan tersebut adalah
yang terbaik.
9. Saboteur
Pihak yang secara sengaja atau tidak sengaja menghambat
proses pembelian atau mendukung competitor karena berbagai alasan seperti
konflik kepentingan atau resistensi terhadap perubahan.
Tahap-Tahap dalam Proses Pembelian Organisasi
Proses pembelian organisasi melibatkan serangkaian tahapan
yang sistematis dan terstruktur. Setiap tahap memiliki aktivitas spesifik dan
output yang menjadi input untuk tahap selanjutnya. Berikut adalah tahapan dalam
proses pembelian organisasi.
1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Pertama adalah pengenalan masalah, tahap ini dimulai ketika
organisasi menyadari adanya gap antara kondisi saat ini dengan kondisi yang
diinginkan. Proses pengenalan masalah bisa dipicu oleh:
Internal Triggers:
- Penurunan
kinerja peralatan atau sistem yang ada
- Habisnya
inventory atau kebutuhan pengisian kembali
- Adanya
inisiatif perbaikan efisiensi atau produktivitas
- Ekspansi
bisnis yang memerlukan kapasitas tambahan
External Triggers:
- Perubahan
regulasi yang memerlukan compliance baru
- Tekanan
kompetitif yang mendorong inovasi
- Penawaran
dari supplier tentang teknologi atau solusi baru
- Perubahan
kebutuhan customer yang memerlukan adaptasi
2. Deskripsi Kebutuhan Khusus dan Spesifikasi Produk
Kemudian tahap selanjutnya setelah masalah diidentifikasi,
organisasi perlu mendefinisikan solusi yang diperlukan secara spesifik. Tahap
ini meliputi:
Aktivitas Utama:
- Analisis
mendalam terhadap root cause masalah
- Penentuan
functional dan technical requirements
- Definisi
performance criteria dan success metrics
- Penentuan
budget range dan timeline
- Identifikasi
constraint dan limitation
Output:
- Dokumen
spesifikasi teknis yang detail
- Requirements
matrix atau checklist evaluasi
- Budget
allocation dan approval authority
- Project
timeline dan milestone
3. Pencarian Pemasok (Supplier Search)
Kemudian pada tahap ketiga setelah solusi berhasil di dapat
maka selanjutnya adalah proses pencarian pemasok, tahap ini melibatkan
identifikasi dan penyortiran supplier potensial yang mampu memenuhi kebutuhan
organisasi.
Metode Pencarian:
- Database
supplier internal dan preferred vendor list
- Referensi
dari network bisnis dan industry association
- Internet
research dan industry directory
- Trade
show dan exhibition
- Consultant
recommendation
Aktivitas Evaluasi Awal:
- Verifikasi
capability dan track record supplier
- Assessment
terhadap financial stability
- Evaluasi
geographical coverage dan delivery capability
- Review
terhadap certification dan compliance status
4. Pengumpulan Proposal (Proposal Collection)
Kemudian pada tahapan yang keempat organisasi mulai mengundang suppliers yang dipilih untuk
menyampaikan proposal yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan.
Proses RFP (Request for Proposal):
- Penyiapan
RFP document yang detail dan clear
- Briefing
session untuk memastikan supplier understanding
- Q&A
session untuk clarification
- Proposal
submission dengan deadline yang jelas
Komponen Proposal:
- Technical
solution dan approach methodology
- Commercial
terms termasuk pricing structure
- Implementation
timeline dan project plan
- Team
composition dan resource allocation
- Reference
dan case study yang relevan
5. Pemilihan Pemasok (Vendor Selection)
Telah setiap vendor atau supplier menyampaikan proposal
mereka kemudian tahap selanyutnya adalah evaluasi dan seleksi supplier
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode Evaluasi:
- Scoring
Matrix: Memberikan bobot dan score untuk setiap criteria evaluasi
- Total
Cost of Ownership: Analisis biaya komprehensif tidak hanya purchase
price
- Risk
Assessment: Evaluasi terhadap potential risk dan mitigation strategy
- Supplier
Audit: On-site visit untuk verifikasi capability
Criteria Evaluasi Umum:
- Technical:
Kesesuaian dengan spesifikasi dan requirements
- Commercial:
Competitiveness harga dan terms of payment
- Quality:
Track record, certification, dan quality assurance process
- Service:
After-sales support, warranty, dan service level agreement
- Delivery:
Reliability, flexibility, dan geographical coverage
- Financial:
Stability finansial dan business continuity
- Strategic
Fit: Alignment dengan strategic direction organisasi
6. Spesifikasi Pesanan Rutin (Routine Order
Specification)
Kemudian pada tahap keenam setelah supplier terpilih,
organisasi menyiapkan detailed order specification dan finalisasi kontrak.
Komponen Order Specification:
- Detailed
product atau service specification
- Quantity,
delivery schedule, dan milestone
- Quality
standards dan acceptance criteria
- Pricing,
payment terms, dan penalty clause
- Service
level agreement dan support requirements
- Force
majeure clause dan risk allocation
Kontrak Management:
- Legal
review terhadap terms and conditions
- Risk
assessment dan insurance requirements
- Intellectual
property dan confidentiality agreement
- Dispute
resolution mechanism
7. Tinjauan Kinerja (Performance Review)
Dan tahap yang terakhir atau tahap ke tujuh adalah evaluasi
terhadap kinerja supplier dan outcome dari pembelian yang telah dilakukan oleh
organisasi apakah hasilnya sesuai yang diharapkan atau tidak.
Metrics Evaluasi:
- Quality
Performance: Defect rate, compliance dengan specification
- Delivery
Performance: On-time delivery, quantity accuracy
- Service
Performance: Responsiveness, problem resolution time
- Cost
Performance: Price competitiveness, total cost effectiveness
- Relationship:
Communication quality, proactive support
Tindak Lanjut:
- Excellent
Performance: Consideration untuk partnership atau preferred vendor
status
- Satisfactory
Performance: Continuation dengan monitoring rutin
- Poor
Performance: Corrective action plan atau supplier replacement
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Organisasi
Mengingat proses pembelian organisasi adalah hal yang
kompleks rasanya tidak mungkin jika proses pembelian organisasi hanya
dipengaruhi oleh satu faktor saja, maka dari itu berikut adalah beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi pembelian organisasi dan contohnya :
1. Faktor Lingkungan (Environmental Factors)
Contoh dari faktor lingkungan adalah :
- Kondisi
ekonomi makro dan industry trends
- Regulasi
pemerintah dan compliance requirements
- Teknologi
dan innovation disruption
- Competitive
landscape dan market dynamics
2. Faktor Organisasi (Organizational Factors)
Contoh dari faktor organisasi adalah :
- Company
culture dan decision-making style
- Organizational
structure dan authority level
- Financial
condition dan budget availability
- Strategic
priorities dan business objectives
3. Faktor Interpersonal (Interpersonal Factors)
Contoh dari faktor interpersonal adalah :
- Relationship
dan trust antar anggota buying center
- Power
dynamics dan influence pattern
- Communication
style dan information sharing
- Conflict
resolution mechanism
4. Faktor Individual (Individual Factors)
Contoh dari faktor individual adalah :
- Personal
motivation dan career objectives
- Risk
tolerance dan decision-making style
- Expertise
level dan industry experience
- Personal
relationship dengan supplier
Pembelian organisasi merupakan proses yang kompleks dan
strategis yang berbeda signifikan dari pembelian konsumen individual. Memahami
dinamika buying center, jenis-jenis pembelian, dan tahapan proses pembelian
menjadi kunci sukses dalam mengelola procurement function atau dalam memasarkan
produk kepada organisasi.
Bagi organisasi pembeli, pemahaman ini membantu dalam
merancang proses procurement yang efektif, efisien, dan menghasilkan value
optimal. Bagi supplier atau vendor, pemahaman tentang buying behavior
organisasi menjadi foundation untuk mengembangkan strategi sales dan marketing
yang tepat sasaran.
Investasi dalam memahami dan mengoptimalkan proses pembelian
organisasi akan memberikan competitive advantage yang signifikan, baik dalam
perspektif operational efficiency maupun strategic value creation.
Posting Komentar