Tahukah kamu mengapa sebuah produk tertentu bisa selalu laris di pasaran sementara yang lain tidak? Sederhana saja, jawabannya terletak pada riset pemasaran.
Perlu diketahui bahwa industri riset pasar global telah
menghasilkan lebih dari $54 miliar pada tahun 2023 telah tumbuh 20 miliar dolar
sejak tahun 2008 (Statista, 2025). Ini menunjukkan betapa pentingnya memahami konsumen sebelum membuat keputusan
bisnis.
Salin itu, data tersebut juga mengindikasikan bahwa dimasa
depan kebutuhan akan orang-orang yang paham riset pemasaran semakin tinggi,
baik untuk orang yang bekerja di perusahaan maupun untuk orang-orang yang ingin
memulai bisnis sendiri.
Mengingat betapa pentingnya riset pemasaran maka pada
artikel kali ini kita akan mengeksplorasi dasar-dasar riset pemasaran menggunakan
bahasa yang mudah dipahami, mulai dari konsep dasar hingga cara praktis
melakukannya.
Memahami Riset Pemasaran dari Dasar
Sebelum kita membahas lebih jauh pertama-tama mari kita cari
tahu terlebih dulu apa sih riset pemasaran itu? dan mengapa riset pemasaran
begitu penting di era bisnis modern seperti sekarang ini.
Apa Itu Riset Pemasaran?
Sederhananya riset pemasaran adalah cara sistematis untuk
mencari tahu berbagai macam informasi untuk memahami pasar, mulai dari informasi
konsumen hingga pesaing. Informasi-informasi inilah yang kemudian akan menjadi
dasar bagi kita untuk membuat keputusan.
Contoh sederhananya, bayangkan kamu ingin membuka kedai kopi
di dekat kampus. Nah, sebelum memulai, tentu kamu perlu tahu apakah mahasiswa
di sana suka kopi? Rasa apa yang mereka sukai? Dan Berapa harga yang mereka
sanggup bayar? Proses mencari informasi tersebutlah yang disebut sebagai riset
pemasaran.
Riset pemasaran tidak terbatas untuk perusahaan besar saja. Contohnya
mahasiswa yang ingin menulis skripsi tentang perilaku konsumen, pelajar yang
ingin memulai usaha kecil-kecilan, atau siapapun yang ingin memahami pasar bisa
menggunakan prinsip-prinsip riset pemasaran.
Intinya, riset pemasaran itu membantu kita membuat keputusan
berdasarkan fakta, bukan hanya perasaan atau asumsi. Ini sangat penting karena
keputusan bisnis yang salah bisa merugikan baik waktu, tenaga, maupun uang yang
kita miliki.
Mengapa Riset Pemasaran Penting?
1. Mengurangi risiko
Pertama, riset pemasaran membantu mengurangi risiko
kegagalan. Misalnya, jika kita ingin menjual produk tertentu, melalui riset kita
akan mengetahui apakah ada orang yang benar-benar butuh produk tersebut atau
tidak. Tanpa melakukan riset, kita bisa jadi hanya menebak-nebak, dan
kemungkinan salah sangat besar.
2. Memahami Konsumen
Kedua, riset membantu kita memahami konsumen dengan lebih
baik. Hal ini karena setiap orang punya kebutuhan, keinginan, dan perilaku yang
berbeda. Nah dengan riset, kita bisa mengelompokkan konsumen berdasarkan
karakteristik serupa dan membuat strategi yang tepat untuk setiap kelompok.
3. Menemukan peluang
Ketiga, ada kalanya melalui riset kita malah justru dapat menemukan
peluang baru. Ini karena kadang-kadang ada konsumen yang kebutuhannya belum
terpenuhi oleh produk yang ada di pasar. Melalui riset, kita bisa menemukan
celah ini dan menciptakan produk atau layanan yang dibutuhkan.
Siapa Pelaku Riset Pemasaran?
Banyak orang bisa melakukan riset pemasaran, tidak hanya
ahli atau konsultan mahal. Untuk perusahaan mereka biasanya punya bagian khusus
dari tim pemasaran yang bertugas mengurus
riset. Mereka yang paling tahu tentang produk dan target pasar perusahaan.
Selain itu lembaga riset independen juga banyak yang
menawarkan jasa riset pemasaran. Mereka punya keahlian khusus dan alat-alat
canggih untuk melakukan riset yang mendalam. Biasanya perusahaan besar
menggunakan jasa mereka untuk riset yang rumit.
Nah yang menarik, mahasiswa dan pelajar juga bisa menjadi
peneliti pemasaran yang baik. Banyak tugas akhir atau skripsi yang menggunakan
riset pemasaran. Bahkan untuk bisnis kecil atau tugas sekolah, prinsip-prinsip
riset pemasaran yang sederhana sudah sangat membantu.
Langkah-Langkah Mudah Melakukan Riset Pemasaran
1. Menentukan Masalah
Langkah pertama adalah menentukan dengan jelas apa yang
ingin kita ketahui. Jangan teralu umum alih-alih "ingin tahu tentang
konsumen", kita bisa buat lebih spesifik seperti "ingin tahu mengapa
mahasiwa lebih suka membeli kopi di kedai A daripada kedai B".
Selalu ingat masalah harus dirumuskan dengan jelas dan dapat
diteliti. Contohnya , jika kamu ingin membuka usaha online shop, masalahnya
bisa: "Platform mana yang paling disukai remaja untuk belanja
online?" atau "Faktor apa yang membuat remaja percaya untuk membeli
dari toko online yang baru?".
2. Menentukan Tujuan Riset
Setelah menentukan masalah maka langkah selanjutnya adalah
penentuan tujuan, tujuan riset disini harus mengikuti prinsip SMART yaitu Spesifik
(jelas dan tidak ambigu), Terukur (bisa dihitung atau diukur), Dapat Dicapai
(realistis dengan sumber daya yang ada), Relevan (berhubungan dengan masalah
yang dihadapi), dan Berbatas Waktu (ada deadline yang jelas).
3. Merencanakan Riset
Setelah tahu apa yang mau diteliti, maka selanjutnya buat
rencana bagaimana cara mencari tahu informasi tersebut. Ada dua jenis data yang
bisa dikumpulkan yakni data primer (data yang kita kumpulkan sendiri langsung
dari sumbernya) dan data sekunder (data yang sudah ada, dikumpulkan oleh orang
lain).
Untuk data primer bisa kita peroleh melalui survei,
wawancara, observasi, atau eksperimen. Sementara data sekunder bisa didapat
dari internet, buku, laporan pemerintah, atau penelitian yang sudah ada
sebelumnya. Untuk pemula, kombinasi keduanya biasanya memberikan hasil yang
bagus.
Selain itu penting untuk menentukan siapa yang akan menjadi
responden (orang yang akan ditanya). Berapa banyak orang yang perlu ditanya
agar hasilnya dapat dipercaya? Untuk riset sederhana, 30-100 responden biasanya
sudah cukup memberikan gambaran yang baik.
4. Mengumpulkan Data dengan Cara yang Tepat
Kemudian setelah membuat rencana yang matang, langkah
selanjutnya adalah memulai proses pengumpulan data. Untuk proses mengumpulkan
data ada banyak caranya, dan masing-masing punya kelebihan serta kekurangan
sendiri.
Contohnya kita bisa mengumpulkan data lewat survei online
menggunakan Google Form atau platform serupa sangat populer karena mudah dan
murah. kamu bisa menyebarkan link survei melalui WhatsApp, Instagram, atau
media sosial lainnya.
Contoh lainya melalui wawancara langsung, ini akan memberikan
informasi yang lebih mendalam, tapi butuh waktu lebih lama. Tapi cocok jika
kamu ingin memahami alasan di balik jawaban responden. Observasi atau
pengamatan langsung juga berguna, misalnya mengamati perilaku pembeli di suatu
tempat.
Focus Group Discussion (FGD) atau diskusi kelompok adalah
cara yang menarik untuk mendapat berbagai perspektif sekaligus. Caranya
kumpulkan 6-8 orang yang mewakili target pasar kamu, lalu diskusikan topik yang
ingin diteliti. Biasanya muncul ide-ide atau informasi yang tidak terpikirkan
sebelumnya.
5. Menganalisis Data yang Terkumpul
Setelah data terkumpul, saatnya menganalisis atau mencari
pola dari informasi yang didapat. Untuk data berupa angka (kuantitatif), kamu
bisa menggunakan statistik sederhana seperti rata-rata, persentase, atau
grafik. Kamu bisa menggunakan Microsoft Excel untuk analisis dasar.
Untuk data berupa kata-kata atau kalimat (kualitatif),
analisisnya dengan mencari tema atau pola yang sering muncul. Misalnya, jika 15
dari 20 responden mengatakan "harga" sebagai faktor utama dalam
memilih produk, maka harga adalah temuan penting dalam riset tersebut.
Jangan takut dengan istilah "analisis" karena pada
dasarnya, analisis hanya proses melihat data yang sudah terkumpul dan mencari
tahu apa artinya. Mulai dengan pertanyaan sederhana: "Apa yang paling
sering disebutkan responden?" atau "Pola apa yang terlihat dari
jawaban-jawaban ini?".
6. Menyajikan Hasil Riset
Hasil riset harus disajikan dengan cara yang mudah dipahami
oleh orang lain. Buatlah laporan sederhana yang berisi: latar belakang (mengapa
riset dilakukan), metodologi (bagaimana riset dilakukan), hasil utama (apa yang
ditemukan), dan kesimpulan (apa arti dari temuan tersebut).
Kamu bisa menggunakan grafik atau diagram untuk mempermudah
pemahaman. Visual yang menarik membuat orang lebih tertarik membaca dan
memahami hasil riset kamu. Canva atau tools design gratis lainnya bisa membantu
membuat visualisasi yang bagus.
Presentasi hasil riset juga penting, terutama jika ini untuk
tugas kuliah atau proposal bisnis. Latih cara menyampaikan temuan dengan bahasa
yang sederhana dan contoh yang konkret. Hindari jargon teknis yang sulit
dipahami audience.
7. Menggunakan Hasil Riset untuk Membuat Keputusan
Riset yang bagus adalah riset yang hasilnya bisa digunakan
untuk membuat keputusan atau tindakan konkret. Jika riset menunjukkan bahwa
target konsumen lebih suka berbelanja di Instagram daripada Facebook, maka
fokuskan strategi pemasaran di Instagram.
Jangan ambil kesimpulan terburu-buru dari data yang
terbatas. Pertimbangkan juga faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi
hasil. Misalnya, jika riset dilakukan saat musim hujan, hasilnya mungkin
berbeda dengan saat musim kemarau.
Dokumentasikan keputusan yang diambil berdasarkan hasil
riset, dan pantau apakah keputusan tersebut efektif. Ini penting sebagai bagian
dari proses belajar dan memperbaiki metodologi riset di masa depan.
Cara Mengukur Keberhasilan Pemasaran
Ketika kita sudah membuat keputusan berdasarkan hasil riset
pemasaran maka berikutnya kita tentu perlu tahu apakah keputusan tersebut
efektif atau tidak. Untuk mengukurnya kita bisa menggunakan dua hal yakni
melalui metrik dan bauran pemasaran.
1. Mengenal Berbagai Metrik Pemasaran
Metrik pemasaran adalah cara mengukur seberapa efektif
strategi pemasaran yang kita lakukan. Untuk pemula, ada beberapa metrik dasar
yang mudah dipahami dan diukur.
Pertama adalah reach atau jangkauan, yaitu berapa banyak
orang yang melihat konten atau iklan kita.
Engagement atau keterlibatan mengukur seberapa aktif
audience berinteraksi dengan konten kita. Ini bisa dilihat dari jumlah like,
comment, share, atau save di media sosial. Engagement rate yang tinggi
menunjukkan bahwa konten kita menarik dan relevan untuk audience.
Ketiga Conversion rate atau tingkat konversi mengukur berapa
persen dari orang yang melihat promosi kita yang akhirnya melakukan tindakan
yang kita inginkan, seperti membeli produk. Ini adalah metrik yang sangat
penting karena langsung berhubungan dengan hasil bisnis.
Keempat CAC dan CLV, Customer Acquisition Cost (CAC) atau
biaya akuisisi pelanggan adalah berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk
mendapat satu pelanggan baru. Sedangkan Customer Lifetime Value (CLV) adalah
total keuntungan yang bisa didapat dari seorang pelanggan selama dia menjadi
pelanggan kita.
2. Memahami Model Bauran Pemasaran dan Attribution
Model bauran pemasaran adalah cara untuk melihat kontribusi
berbagai aktivitas pemasaran terhadap hasil penjualan. Misalnya, berapa persen
penjualan yang berasal dari iklan di Instagram, berapa persen dari
word-of-mouth, dan berapa persen dari promosi di toko.
Untuk bisnis kecil atau tugas akademik, model bauran
pemasaran bisa disederhanakan. Cukup catat dari mana pelanggan tahu tentang
produk atau layanan kita, lalu hitung persentasenya. Ini membantu menentukan
saluran pemasaran mana yang paling efektif.
Attribution modeling atau cara menentukan kredit atau
penghargaan untuk setiap titik sentuh dalam perjalanan pelanggan. Misalnya,
seorang pelanggan pertama kali tahu produk kita dari Instagram, lalu mencari
informasi lebih lanjut di Google, dan akhirnya membeli setelah melihat review
di YouTube. Ketiga platform tersebut berkontribusi pada penjualan.
Model ini membantu alokasi budget pemasaran yang lebih
efektif. Misalnya jika ternyata YouTube paling banyak berkontribusi pada
keputusan pembelian, maka sebaiknya sumber daya lebih banyak dialokasikan ke
platform tersebut.
Tips Praktis untuk Pemula
Berikut adalah beberapa tips pemula yang dapat kamu terapkan
dalam melakukan riset pemasaran.
1. Memulai Riset Pertama
Jangan terlalu perfectionist untuk riset pertama. Mulai
dengan topik yang kamu minati dan mudah diakses. Misalnya, jika kamu mahasiswa,
teliti perilaku mahasiswa di kampus kamu sendiri.
Pilih metode riset yang sesuai dengan kemampuan dan
resources. Jika budget terbatas, maksimalkan riset online dan social media
listening. Jika punya waktu lebih, lakukan wawancara mendalam yang memberikan
insight lebih kaya, intinya kamu cukup fleksibel saja.
Mulai dengan jumlah sampel yang kecil tapi representatif.
20-30 responden sudah cukup untuk riset eksploratif. Yang penting adalah
kualitas data dan kedalaman insight, bukan kuantitas semata.
2. Menghindari Kesalahan Umum
Kesalahan paling umum dalam riset adalah membuat pertanyaan
yang mengarahkan jawaban responden. Contoh pertanyaan yang salah: "Apakah anda
setuju bahwa produk A lebih baik dari produk B?" Pertanyaan yang benar:
"Bagaimana menurut anda perbandingan antara produk A dan B?"
Kesalahan lainnya adalah bias confirmation yaitu kecenderungan
mencari data yang mendukung asumsi kita dan mengabaikan data yang bertentangan.
Sebagai peneliti, kita harus objektif dan terbuka pada temuan yang mungkin
bertentangan dengan hipotesis awal.
Jangan generalisasi berlebihan dari sample yang terbatas.
Jika riset hanya dilakukan pada mahasiswa di satu universitas, jangan langsung
menyimpulkan bahwa hasilnya berlaku untuk seluruh mahasiswa Indonesia.
3. Mengembangkan Keahlian Riset
Ikuti course online gratis tentang riset pemasaran. Platform
seperti Coursera, edX, atau YouTube sebenarnya punya banyak materi berkualitas.
Google juga punya program Google Digital Marketing yang mencakup dasar-dasar
riset konsumen.
Praktik secara konsisten. Lakukan riset kecil-kecilan secara
rutin, meskipun hanya untuk memuaskan rasa penasaran pribadi. Semakin sering
praktik, semakin terasah kemampuan menganalisis data dan mengambil insight.
Baca case study atau studi kasus riset pemasaran yang
menarik. Pelajari bagaimana perusahaan-perusahaan terkenal menggunakan riset
untuk mengembangkan produk atau strategi pemasaran mereka.
Riset pemasaran adalah keterampilan yang sangat berharga di
era digital ini. Baik untuk keperluan akademik, memulai bisnis, atau sekadar
memahami dunia di sekitar kita, kemampuan melakukan riset yang baik akan selalu
berguna.
Yang terpenting adalah memulai. Jangan menunggu sampai
merasa "siap" atau punya tools yang sempurna. Mulai dengan yang
sederhana, gunakan resources yang ada, dan terus belajar dari pengalaman. Riset
pemasaran adalah skill yang berkembang dengan praktik, bukan hanya teori.
Ingat bahwa riset pemasaran yang baik bukan tentang
menggunakan teknologi yang paling canggih atau metodologi yang paling rumit,
tapi tentang mengajukan pertanyaan yang tepat dan mencari jawaban dengan cara
yang sistematis dan objektif.
Posting Komentar