Dalam era globalisasi terus berkembang dimana negara-negara di dunia saling terhubung, batas-batas negara seolah menjadi kabur ketika kita berbicara tentang perdagangan dan bisnis.
Kini sebuah perusahaan tidak lagi terbatas pada pasar
domestik, melainkan dapat memiliki kesempatan untuk melakukan ekspansi jauh hingga
ke seluruh dunia.
Namun, Untuk dapat memperluas jangkauan pasar keseluruhan
dunia bukanlah perkara mudah, hal ini bukan sekadar menerjemahkan strategi
pemasaran yang sama ke dalam bahasa yang berbeda.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesuksesan suatu
perusahaan dalam melakukan ekspansi ke pasar global. Nah, disinilah peran
pemasaran internasional menjadi sangat krusial.
Pada artikel kali ini kita akan mempelajari mengenai
pemasaran internasional. Mulai dari definisi pemasaran internasional, ruang
lingkupinya hingga tantangan dalam pemasaran internasional.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh pertama-tama mari kita
bahas terlebih dahulu apa pengertian dari pemasaran internasional.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh pertama-tama mari kita bahas terlebih dahulu apa pengertian dari pemasaran internasional.
Apa Itu Pemasaran Internasional?
Pemasaran internasional merujuk pada proses perencanaan dan
pelaksanaan konsep, dapat berupa penetapan harga, promosi, hingga distribusi
barang dan jasa yang melampaui batas-batas nasional untuk menciptakan
pertukaran guna memuaskan tujuan individu maupun organisasi.
Berbeda dengan pemasaran domestik, pemasaran internasional
mengharuskan sebuah perusahaan untuk memahami kompleksitas lingkungan bisnis
global, termasuk perbedaan budaya, hukum, ekonomi, dan politik di berbagai
negara.
Strategi pemasaran internasional yang efektif di samping
harus mempertimbangkan perbedaan bahasa, strategi tersebut juga harus
mengakomodir pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai, kebiasaan,
preferensi, dan perilaku konsumen di target pasar.
Hal tersebut tentu memerlukan riset pasar yang komprehensif
dan pemahaman mendalam tentang karakteristik unik dari setiap pasar yang ingin
dimasuki oleh suatu perusahaan.
Selain itu, pemasaran internasional juga melibatkan
keputusan strategis tentang standardisasi dan adaptasi, maksudnya apakah perusahaan
akan menggunakan strategi yang sama di semua pasar atau menyesuaikannya dengan
kebutuhan lokal.
Keseimbangan yang tepat antara kedua hal ini antara standardisasi global dan adaptasi lokal sering disebut sebagai pendekatan Glocalization atau berpikir global, bertindak lokal.
Mengapa Perlu Menjadi Internasional?
Lalu mengapa sebuah bisnis perlu untuk go internasional? Ada
beberapa alasan kuat mengapa bisnis perlu mempertimbangkan ekspansi ke pasar
internasional, beberapa alasan tersebut adalah :
1. Perluasan Pasar dan Diversifikasi Risiko
Dengan memasuki pasar internasional memungkinkan perusahaan untuk
memperluas basis pelanggan mereka secara signifikan. Ketika pasar domestik
mengalami kejenuhan atau perlambatan ekonomi, pasar internasional dapat menjadi
sumber pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan beroperasi di berbagai negara, perusahaan juga dapat
mendiversifikasi risiko bisnis, sehingga tidak terlalu bergantung pada kondisi
ekonomi di satu negara saja.
2. Siklus Hidup Produk yang Diperpanjang
Sebuah produk yang sudah memasuki tahap penurunan dalam
siklus hidupnya di pasar domestik mungkin masih berada pada tahap pertumbuhan
atau bahkan pengenalan di pasar internasional.
Dengan demikian, internasionalisasi dapat memperpanjang
siklus hidup produk dan memaksimalkan pengembalian investasi dalam pengembangan
produk.
3. Peningkatan Daya Saing
Alasan yang ketiga adalah peningkatan daya saing hal ini
karena bersaing di pasar internasional akan mendorong perusahaan untuk
meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.
Paparan terhadap persaingan global dapat merangsang ide-ide
baru, inovasi dan peningkatan efisiensi operasional, yang selanjutnya akan meningkatkan
daya saing perusahaan baik di pasar domestik maupun internasional.
4. Skala Ekonomi dan Efisiensi
Volume produksi yang lebih besar akibat ekspansi
internasional dapat menghasilkan skala ekonomi dalam produksi, pemasaran,
penelitian dan pengembangan, serta fungsi bisnis lainnya. Ini dapat menurunkan
biaya per unit dan meningkatkan profitabilitas keseluruhan.
5. Mengikuti Pelanggan dan Pesaing
Banyak perusahaan B2B (business-to-business) menjadi internasional untuk mengikuti pelanggan utama mereka yang telah memperluas operasi mereka secara global. Selain itu, keputusan untuk memasuki pasar internasional juga sering didorong oleh kebutuhan untuk merespons gerakan pesaing.
Ruang Lingkup Pemasaran Internasional dan Adaptasi
Lingkungan
Bagaimana dengan ruang lingkup pemasaran internasional, apa
saja elemen yang terkandung di dalamnya. Ruang lingkup pemasaran internasional sangat
luas dan mencakup berbagai aspek strategis dan operasional. Ini meliputi:
1. Penelitian Pasar Internasional
Pertama memahami karakteristik pasar target, termasuk ukuran
pasar, pertumbuhan, struktur persaingan, dan preferensi konsumen. Dalam
pemasaran internasional penelitian yang mendalam sangat penting untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman di pasar baru.
2. Strategi Masuk Pasar
Kedua menentukan cara terbaik untuk memasuki pasar yang baru,
apakah melalui ekspor langsung, lisensi, waralaba, usaha patungan, atau
investasi langsung. Setiap metode masuk yang digunakan akan memiliki implikasi
berbeda dalam hal kontrol, risiko, maupun investasi.
3. Bauran Pemasaran Internasional
Ketiga pengembangkan strategi produk, penetapan harga,
distribusi, dan promosi yang sesuai untuk pasar internasional. Ini mungkin
melibatkan standardisasi (menggunakan strategi yang sama secara global) atau
adaptasi (menyesuaikan strategi dengan kebutuhan lokal).
4. Manajemen Merek Global
Dan yang keempat adalah membangun dan mengelola identitas merek yang konsisten di berbagai pasar sambil mempertimbangkan sensitivitas lokal.
Adaptasi Lingkungan dalam Pemasaran Internasional
Keberhasilan dari pemasaran internasional sangat bergantung
pada kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang beragam.
Beberapa faktor lingkungan esensial yang perlu dipertimbangkan meliputi:
Lingkungan Budaya
Sebuah budaya yang dianut oleh masyarakat dalam suatu negara
dapat mempengaruhi segala aspek perilaku konsumen, mulai dari apa yang mereka
beli hingga bagaimana mereka menggunakannya.
Maka dari itu sengat penting untuk memahami perbedaan
bahasa, nilai, norma, kepercayaan, dan kebiasaan untuk menghindari
kesalahpahaman dan kegagalan pemasaran.
Lingkungan Politik dan Hukum
Selain lingkungan budaya, faktor lingkungan lain yang tidak
kalah penting adalah politik dan hukum. Stabilitas politik, kebijakan
perdagangan, peraturan bisnis, dan hukum ketenagakerjaan bervariasi pada setiap
negara hal ini akan secara signifikan mempengaruhi strategi pemasaran
internasional.
Lingkungan Ekonomi
Faktor-faktor seperti pendapatan per kapita, distribusi
pendapatan, tingkat inflasi, nilai tukar mata uang, dan infrastruktur ekonomi dapat
memengaruhi daya beli konsumen dan bagaimana seharunya strategi penetapan harga
yang tepat.
Lingkungan Teknologi
Tingkat perkembangan teknologi dan adopsi digital sangat bervariasi
di tiap-tiap negara, perbedaan teknologi ini mempengaruhi bagaimana produk
dirancang, dipromosikan, dan didistribusikan di pasar yang berbeda.
Kemampuan untuk menyesuaikan strategi pemasaran dengan lingkungan lokal sambil mempertahankan identitas merek global yang konsisten merupakan tantangan utama dalam pemasaran internasional. Perusahaan yang berhasil adalah mereka yang dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara standardisasi global dan adaptasi lokal.
Self-Reference Criterion (SRC) dan Pentingnya dalam
Pemasaran Internasional
Seperti yang sudah kita bahas di awal pemasaran
internasional bukanlah sebuah perkara yang mudah ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dan kegagalannya.
Salah satu faktor kegagalan dalam upaya pemasaran global
yang seringkali dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah melihat atau menilai
pasar asing melalui budaya sendiri, dimana kita tahu bahwa budaya yang dianut
berbeda setiap negara, kondisi ini dikenal dengan SRC.
Memahami Self-Reference Criterion (SRC)
Apa itu SRC? Self-Reference Criterion atau SRC merupakan kecenderungan
yang secara tidak sadar mempengaruhi cara seseorang menilai atau menafsirkan sebuah
situasi asing berdasarkan nilai-nilai dan pengalaman budaya sendiri.
SRC berperan sebagai filter budaya yang membuat kita melihat
dan menilai pasar asing melalui lensa budaya kita sendiri. Hal ini tentu
berbahaya karena dapat menyebabkan kesalahpahaman, penilaian yang keliru, dan
keputusan pemasaran yang tidak efektif.
Sebagai contoh, misalnya perusahaan Amerika mungkin
berasumsi bahwa konsumen di Asia akan merespons dengan cara yang sama terhadap
iklan yang berfokus pada individualisme, padahal kita tahu bahwa banyak budaya
Asia lebih menghargai kolektivisme.
Pentingnya SRC dalam Pemasaran Internasional
Dari pembahasan di atas kita tahu bahwa SRC dapat
mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam melakukan ekspansi ke pasar
internasional. Maka dari itu kesadaran akan SRC sangat penting dalam pemasaran
internasional, berikut beberapa alasan pentingnya kesadaran akan SRC :
1. Menghindari Kesalahan Kultural
Dengan memahami SRC akan membantu perusahaan untuk mengenali
bias budaya mereka sendiri dan menghindari kesalahan dalam komunikasi
pemasaran.
Contoh yang paling klasik adalah kesalahan penerjemahan nama
merek atau slogan sehingga menghasilkan konotasi negatif yang tidak di
inginkan, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap penetrasi pasar.
2. Meningkatkan Pemahaman Pasar
Dengan mengenali dan meminimalkan pengaruh SRC, perusahaan
dapat lebih akurat dalam menganalisis data hasil penelitian pasar dan memahami
kebutuhan dan preferensi konsumen asing dengan lebih objektif.
3. Mengembangkan Strategi yang Relevan secara Kultural
Ketiga dengan kesadaran akan SRC memungkinkan pengembangan
strategi pemasaran yang benar-benar merespons realitas budaya lokal, dan bukan
hanya memproyeksikan asumsi yang berasal dari pasar domestik.
4. Membangun Hubungan Bisnis yang Efektif
Yang keempat membangun hubungan yang efektif ini karena dalam negosiasi dan manajemen hubungan bisnis internasional, kesadaran akan SRC membantu mencegah kesalahpahaman dan memfasilitasi komunikasi yang efektif.
Orientasi Pasar dalam Pemasaran Internasional
Dalam mengembangkan strategi pemasaran internasional, sebuah
perusahaan umunya mengadopsi berbagai orientasi pasar, orientasi ini mencerminkan
filosofi dan pendekatan mereka terhadap pasar global. Tiga orientasi utama
adalah orientasi pasar domestik, multi-domestik, dan global.
Orientasi Pasar Domestik
Perusahaan dengan orientasi pasar domestik melihat operasi
internasional mereka terutama sebagai ekstensi dari pasar domestik. Mereka
cenderung menggunakan strategi pemasaran yang sama yang telah berhasil di pasar
domestik, dengan sedikit atau tanpa modifikasi, untuk pasar internasional.
Pendekatan ini berkeyakinan bahwa praktik pemasaran yang
berhasil di pasar domestik harusnya efektif di mana-mana. Meski hemat biaya
dalam jangka pendek, Sayangnya orientasi seperti ini sering kali gagal
mengenali perbedaan dalam kebutuhan dan preferensi konsumen di berbagai pasar.
Contohnya adalah perusahaan yang mengekspor produk dengan
desain, kemasan, dan strategi promosi yang sama persis seperti yang digunakan
di negara asal, tanpa mempertimbangkan adanya perbedaan budaya, bahasa, maupun
kebiasaan konsumen.
Orientasi Multi-Domestik (Polycentric)
Berbeda dengan domestik perusahaan dengan orientasi
multi-domestik menganggap setiap pasar asing sebagai entitas yang unik dengan
karakteristik dan kebutuhan tersendiri. Mereka mengadopsi pendekatan
terdesentralisasi, di mana strategi pemasaran dikembangkan secara khusus untuk
setiap pasar nasional.
Orientasi ini mengakui bahwa konsumen di negara yang berbeda
memiliki kebutuhan, preferensi, dan perilaku pembelian yang berbeda. Oleh
karena itu, mereka menerapkan strategi "Think Local, Act Local"
dengan menyesuaikan semua aspek bauran pemasaran baik itu produk, harga,
tempat, maupun promosi sesuai kondisi lokal.
Di samping itu karena pendekatan ini sangat responsif
terhadap kebutuhan pasar lokal, ia dapat menghasilkan operasi yang tidak
efisien karena terdesentralisasi dan menyebabkan hilangnya skala ekonomi dan
konsistensi merek global.
Contohnya seperti perusahaan makanan cepat saji yang
mengubah menu, harga, dan strategi promosi mereka secara signifikan di berbagai
negara untuk menyesuaikan dengan preferensi makanan lokal.
Orientasi Pasar Global
Pada perusahaan dengan orientasi pasar global, mereka mencari
keseimbangan antara standardisasi dan adaptasi. Mereka mengenali bahwa meskipun
ada perbedaan di antara pasar nasional, ada juga kesamaan yang memungkinkan
strategi pemasaran yang lebih terintegrasi secara global.
Pendekatan ini didasarkan pada premis bahwa preferensi
konsumen menjadi semakin homogen di seluruh dunia karena globalisasi.
Perusahaan-perusahaan ini mencoba untuk "Think Global, Act Local" dan
mengembangkan strategi pemasaran konsisten secara global tetapi memungkinkan
adaptasi terhadap kondisi pasar lokal ketika diperlukan.
Dengan mengadopsi orientasi global memungkinkan perusahaan
untuk mendapatkan manfaat dari skala ekonomi sambil tetap responsif terhadap
kebutuhan lokal.
Contohnya adalah perusahaan elektronik yang mengembangkan
sebuah produk inti yang sama untuk pasar global tetapi menyesuaikan fitur,
harga, dan strategi komunikasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi
lokal.
Keberhasilan pendekatan ini bergantung pada kemampuan mengidentifikasi segmen pasar lintas batas yang memiliki kebutuhan dan preferensi serupa, serta mengembangkan strategi pemasaran yang dapat diresonansikan secara efektif dengan segmen-segmen ini terlepas dari perbedaan nasional dan budaya.
Globalisasi Pasar dan Membangun Kesadaran Global
Seiring perkembangan zaman saat ini dunia telah terhubung lebih erat dari sebelumnya globalisasi pasar kini bukan lagi sekedar toeri ekonomi melainkan realitas yang perlu kita pahami dan menuntut kita untuk membangun kesadaran global.
Memahami Globalisasi Pasar
Globalisasi pasar adalah proses di mana batas-batas nasional
tidak lagi menjadi penghalang untuk perdagangan, investasi, dan pertukaran
budaya. Hal ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk kemajuan teknologi
komunikasi dan transportasi, hingga integrasi ekonomi regional.
Globalisasi telah menciptakan lingkungan bisnis yang semakin
saling terhubung, Ini jadi penyebab munculnya konsumen global atau orang-orang
yang berbagi preferensi, nilai, dan aspirasi yang serupa terlepas dari lokasi
geografis mereka.
Namun, globalisasi pasar bukan berarti homogenisasi total.
Sebaliknya, hal ini telah menciptakan lingkungan yang kompleks di mana kekuatan
global berinteraksi dengan identitas lokal, menghasilkan fenomena yang dikenal
sebagai glocalization atau adaptasi produk dan layanan global untuk kondisi
pasar lokal.
Membangun Kesadaran Global dalam Organisasi
Kita tahu bahwa akibat dari globalisasi pasar terciptalah lingkungan
yang kompleks, maka dari itu untuk berhasil di lanskap bisnis global sebuah
perusahaan perlu mengembangkan kesadaran global di semua tingkatan organisasi.
Ini meliputi :
1. Mengembangkan Pola Pikir Global
Pertama membangun kesadaran bahwa dunia adalah satu pasar
yang saling terhubung sehingga setiap keputusan bisnis harus mempertimbangkan
implikasi globalnya.
Proses ini melibatkan perubahan perspektif dari "kami
vs. mereka" menjadi pendekatan yang lebih inklusif terhadap pasar global.
2. Menumbuhkan Kompetensi Antarbudaya
Kedua meningkatkan kemampuan karyawan untuk bekerja secara
efektif di berbagai budaya melalui pelatihan kepekaan budaya, pengalaman
penugasan internasional, dan paparan terhadap keragaman.
Dengan meningkatnya kompetensi antarbudaya akan memungkinkan
organisasi untuk lebih memahami kebutuhan konsumen global dan bekerja secara
efektif dengan mitra internasional.
3. Membangun Struktur Organisasi yang Responsif Secara
Global
Kemudian yang ketiga merancang struktur dan proses
organisasi yang memfasilitasi koordinasi global serta pada saat yang sama juga
responsif terhadap kebutuhan lokal.
Langkah ini mungkin melibatkan pengembangan struktur matriks
di mana manajer produk global bekerja bersama dengan manajer pasar lokal.
4. Memanfaatkan Keragaman Sebagai Aset Strategis
Yang keempat mengenali bahwa keragaman budaya dalam angkatan
kerja dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif dalam lingkungan global. Tim
yang beragam dapat memberikan wawasan tentang berbagai pasar dan membantu
mengembangkan strategi pemasaran yang relevan secara budaya.
5. Mengembangkan Sistem Informasi Global
Dan kelima membangun sistem untuk mengumpulkan, menganalisis, dan berbagi intelijen pasar di seluruh organisasi global. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat, efektif dan lebih terinformasi sebagai respon akan peluang dan ancaman global.
Strategi untuk Operasi Global yang Efektif
Lalu bagaimana strategi operasi global yang efektif? nah untuk
beroperasi secara efektif dalam pasar global, ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh sebuah perusahaan antara lain :
1. Menyeimbangkan Standardisasi dan Adaptasi
Pertama perusahaan dapat melakukan identifikasi elemen dari
strategi pemasaran yang dapat di standardisasi secara global untuk efisiensi
dan elemen mana yang perlu disesuaikan dengan kondisi lokal untuk efektivitas.
2. Membangun Merek yang Kuat secara Global
Kedua mengembangkan identitas merek yang dapat
diresonansikan di berbagai budaya sambil memungkinkan interpretasi lokal dari
nilai-nilai merek inti.
3. Berpikir Secara Global, Bertindak Secara Lokal
Ketiga perusahaan dapat mengadopsi pendekatan "glocalizationl"
yang menggabungkan visi dan strategi global dengan implementasi dan adaptasi
lokal.
4. Memanfaatkan Teknologi Digital
Menggunakan platform digital untuk menjangkau konsumen
global dan mengumpulkan wawasan tentang preferensi dan perilaku mereka. Contohnya
media sosial dan e-commerce yang telah secara khusus mereformasi cara
perusahaan berinteraksi dengan konsumen global.
5. Mengembangkan Jaringan Kolaboratif
Dan yang kelima adalah membangun hubungan dengan mitra, pemasok, maupun distributor lokal yang dapat memberikan pengetahuan pasar yang berharga dan memfasilitasi masuk pasar yang efektif.
Tantangan dan Pertimbangan Etis dalam Pemasaran
Internasional
Meskipun pemasaran internasional menawarkan banyak sekali
peluang, ia juga menghadirkan banyak tantangan dan pertimbangan etis yang
signifikan, beberapa diantaranya adalah :
Tantangan Utama
- Kompleksitas Lingkungan, karena kompleksitas tersebut maka perlu untuk memahami dan beradaptasi dengan berbagai lingkungan budaya, politik, ekonomi, dan hukum.
- Manajemen Risiko, mengatasi risiko yang terkait dengan ketidakstabilan politik, fluktuasi mata uang, dan perubahan peraturan.
- Koordinasi Global, mengelola operasi yang kompleks di berbagai pasar dengan kebutuhan, preferensi dan dinamika yang berbeda.
- Persaingan Lokal dan Global, Pasar global menciptakan arena bersaing dengan para pemain global lainnya serta perusahaan lokal yang memiliki pengetahuan pasar yang unggul.
Pertimbangan Etis
- Selain tantangan utama ada beberapa pertimbangan etis yang perlu di perhatikan dalam pemasaran internasional, antara lain :
- Menghormati Keragaman Budaya, memastikan bahwa praktik pemasaran menghormati nilai-nilai dan norma lokal.
- Tanggung Jawab Sosial, menjalankan operasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial dan berkelanjutan secara lingkungan di semua pasar.
- Praktik Bisnis yang Adil, menghindari eksploitasi konsumen atau tenaga kerja di pasar yang berkembang.
- Transparansi dan Kejujuran, mempertahankan standar etika yang tinggi dalam semua komunikasi pemasaran terlepas dari perbedaan dalam peraturan lokal.
Itulah akhir dari eksplorasi kita tentang pemasaran
internasional, berdasarkan apa yang sudah kita bahas kita dapat menyimpulkan
bahwa pemasaran internasional adalah bidang yang dinamis dan kompleks membutuhkan
pemahaman mendalam tentang berbagai pasar dan kemampuan untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang beragam.
Keberhasilan dalam pemasaran internasional tidak hanya
bergantung pada produk atau layanan yang unggul, tetapi juga pada pemahaman
nuansa budaya, perilaku konsumen, dan kondisi pasar di berbagai negara. Ini
membutuhkan pendekatan yang hati-hati, terencana, dan terstruktur, serta
kesediaan untuk belajar dan beradaptasi terus-menerus.
Posting Komentar